Jika engkau makan atau jika engkau minum,
atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk
kemuliaan Allah. - 1 Korintus 10:31
Ketaatan
Kristen harus memiliki motif dan tindakan yang benar. Kebanyakan motif adalah
reaksi kepada situasi atau orang yang dikendalikan oleh faktor luar (takut atau
syukur) atau sebaliknya adalah ketetapan dari dalam hati (mengejar kekayaan
atau reputasi). Kasih adalah motif kompleks yang mengandung kedua unsur itu; ia
bisa merupakan reaksi dengan maksud baik, yang dipicu dan diberdaya oleh
penghargaan kepada orang yang dikasihi, sekaligus merupakan ketetapan untuk
memberi manfaat dan kebahagiaan, tanpa mempertimbangkan kelayakan penerimanya
atau biayanya.
Motif tertinggi orang Kristen selalu
harus untuk memuliakan Allah, dan sebagai ungkapan sejati dari kasih
kepada-Nya. Tetapi kasih kepada sesama demi Tuhan harus memotivasi kita juga,
dan hal ini telah menjadi topik perdebatan cukup lama. Bagaimana kasih dapat
menentukan kelakuan saya kepada sesama saya?
Kita perlu menolak ide situasional
bahwa peraturan alkitabiah tentang perilaku hanya petunjuk dengan aplikasi yang
luas, dan bahwa perhitungan yang sehat dapat membuat pelanggaran terhadap hukum
menjadi baik dan benar. Pada saat sama penting disadari bahwa semakin kasih
kepada sesama menjadi motif bagi tindakan, semakin usaha dan keahlian kita
melakukan ungkapan kasih akan meningkat, di dalam batas yang Hukum Allah
tetapkan, sehingga itu menjadi cara bertindak yang paling baik dan paling
berhasil.
Renungkan:
Melakukan yang baik untuk orang lain harus melibatkan diri kita dan bukan hanya
tindakan kita.
Tuhan, dalam apa pun yang aku lakukan untuk
orang lain hari ini, tolongku untuk memberi sesuatu dari diriku juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar