Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Bumi belum berbentuk dan kosong;
gelap gulita menutupi samudera raya, dan
Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air."
Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian.
Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua... -- Kejadian 1 & 2
Semoga kita tidak terjebak membaca Kejadian 1 dan 2 menjadi problematis saintifik, sebab sesungguhnya ini adalah pujian syukur umat terhadap keajaiban penciptaan oleh Allah dalam terang wahyu Allah sendiri mengenai sikap dan tindakan Allah terhadap alam ciptaan dimana kita hidup ini. Maka membaca dua pasal fondasional ini perlu sambil membayangkan dan meresapi di samping memikirkan dan merasakan. Coba perhatikan pengulangan ungkapan: "Berfirmanlah Allah," "Allah melihat ... itu baik," "Allah menamai itu..." Coba bacalah ulang dan ganti "Berfirmanlah" menjadi misalnya: berkatalah, bersabdalah, berujarlah, mengucap... Apa kesan kita tentang Allah dan tentang perkataan-Nya, tentang cara kerja-Nya mewujudkan kehendak serta rencana-Nya? Ketika membaca "Allah melihat ... itu baik," coba ganti misalnya dengan, "Allah menatap," "Allah memeriksa," "Allah menilai," bahkan "Allah berseru 'wow' bagusnya/indahnya/teraturnya...." Lalu, apa kesimpulan kita tentang bagaimana harusnya kita memperlakukan alam dan sumber-sumbr di dalamnya? Perhatikan juga bahwa di hari kelima muncul satu kata kerja baru yaitu "Allah memberkati" khusus menyangkut makhluk udara dan air. Apakah perilaku manusia kini "memberkati" isi udara dan air? Perhatikan juga bahwa Allah menamai semua ciptaan-Nya sampai di hari kelima, lalu ciptaan di hari keenam sebelum manusia tidak dinamai-Nya sebab...? Apakah sebenarnya arti dari "menamai" itu? Dan siapa yang Ia percayakan turut serta menamai binatang-binatang?
Doa Respons & Syafaat: Menyangkut yang kita pelajari tentang Allah. Menyangkut respons kita terhadap firman-Nya. Menyangkut perlakuan kita terhadap sumber daya alami dalam dunia kerja dan santai kita. Menyangkut peran manusia dalam "memberkati" tatanan alam dan "menamai" makhluk-makhluk lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar