Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." ... Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan.. -- Kejadian 1 & 2
Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." -- Markus 12:29-31
"Gambar dan Rupa" Allah -- apa arti dan maksud ke-ada-an kita manusia ini? Ada yang mengartikan itu adalah berbagai potensi dan kapasitas serta tugas manusia, seperti: berpikir, mengelola, membudi-daya bumi, dlsb. Tidak salah, namun kita perlu memiliki pengertian sesuai gambaran penuh menurut paparan 2 pasal pertama Kejadian. Manusia adalah satu-satunya yang lahir dari diskusi ilahi: "Marilah Kita (jamak) menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Kita," lalu "diciptakan-Nya (tunggal) manusia demikian adanya. Berarti di inti terdasar manusia ada sifat Allah yang kasih adanya yaitu Tiga Pribadi yang sezat, sehakikat, setujuan, sederap, serasi dalam segala sesuatu, "Kita" yang secara simultan adalah "Aku" adanya. Demikianlah sifat relasional manusia ini, kasih harus menjadi poros dari semua potensi dan misinya untuk mengelola bumi, mengendali (menamai) binatang, mengembangkan kehidupan (beranak-cucu). Dengan menjaga relasi dengan Allah yang Kasih adanya, kita disanggupkan menjadi kasih adanya juga dalam hubungan familial dan sosial kita, juga dalam relasi tatanan berikut seperti politis, ekonomi, pendidikan, keilmuan, pekerjaan, dlsb. Kasih adalah hakikat kesegambaran kita dengan Allah, maka mari miliki relasi yang intim dengan Allah Kasih itu, sampai mewujud dalam relasi familial, komunal, kerja, dlsb. di mana pertimbangan dan keputusan kita adalah "kita" dan "aku" yang harmonis, tidak saling mengabaikan apalagi menindas.
TIPS: Bersikap dan bertindaklah kepada siapa pun sebagaimana kita ingin ia bersikap dan bertindak kepada kita. Karena mereka adalah kita dan kita adalah mereka juga.
Doa Syafaat: Agar komunikasi yang mempertemukan keberbagaian dan kesatuan ini mewujud makin nyata mulai dari keluarga dan gereja sampai ke dunia pertetanggaan, pekerjaan, pertemanan, dst.
- Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.-- 1 Korintus 1:9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar