SABAT:
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. -- Kejadian 2:1-2 (bdk. Keluaran 20:8-11; 31:13-18; Ulangan 5:12-15)
Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian... (Ibrani 4:3)
Manusia adalah gambar-rupa Allah. Allah adalah Pencipta maka manusia juga dipercaya menjadi pekerja yang kreatif. Setelah menyelesaikan segala karya-Nya Allah berhenti bekerja di hari ketujuh, Sabat; manusia juga dimaksud meneladan Allah -- bukan saja manusia pekerja namun juga manusia perhentian. Tentu Ia yang kekal tidak kelelahan atau kehabisan ide atau tenaga sampai butuh beristirahat, melainkan Ia memberi pola kepada seluruh ciptaan-Nya terutama manusia yang dipercaya menjadi wakil-Nya mengelola bumi. Sabat merupakan irama hidup, dan dari berbagai hari raya Yahudi hanya Sabat yang masuk dalam Sepuluh Perintah Allah (Perintah Kelima menjembatani empat perintah yang vertikal dan lima yang horisontal). Juga alasan untuk Sabat dikembangkan dari alasan penciptaan ke alasan Keluaran ke alasan jatidiri umat sepanjang sejarah mereka. Bahkan irama Sabat menjadi irama hidup -- ada hari Sabat, tahun Sabat dan tahun Sabat agung yaitu Yobel (Jubilee -- sesudah 7 x 7 tahun). Allah menguduskan hari Sabat, supaya manusia boleh menyadari kemakhlukan dirinya dan alam yang bersifat fana dan butuh Dia. Sabat bukan sekadar ketiadaan kerja melainkan penyegaran hidup. Pengikut Kristus beribadah bukan di hari Sabat tetapi hari Kebangkitan, yaitu hari Minggu sebab Kematian-Kebangkitan Yesuslah yang menghasilkan Ciptaan Baru, Kristus Tuhan atas Sabat adalah sang pembaru hidup. Dengan sungguh tinggal di dalam Kristus kita dimungkinkan untuk memiliki hidup berbuah lebat. Namun demikian, Sabat untuk kita perlu menjadi prinsip hidup yang mencegah kita dari gila kerja, penguras sumber daya alam dan manusia lain, serakah dan rakus, memarjinalkan orang lemah mengubah kita manusia yang memanusiakan orang lain dengan bersyukur, berbagi, memuliakan Tuhan.
TIPS: Periksalah apakah irama hidup, kerja, keluarga, rekreasi, ibadah... kita sesuai prinsip sabat ini?
Doa & Syafaat: Mohon Tuhan memberi kita hikmat bagaimana hidup dalam dunia modern kini dengan kemungkinan kerja-rekreasi-hobby berbaur dan non-stop melalui cara on-line,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar