Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus. -- 1 Petrus 1:13-16
Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita, yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir -- Ibrani 6:19
Pengharapan adalah unsur sangat vital yang memungkinkan orang memiliki kehidupan yang bagaikan pohon tumbuh sehat berakar dalam, bagaikan kapal tak terombang-ambing oleh badai kehidupan, bagaikan pendaki gunung yang didorong oleh aliran energi pantang henti dan menyerah. Pengharapan membuat orang sanggup berjuang melawan penyakit terminal, pengharapan memungkinkan orang bangkit dari kegagalan/kejatuhan dan mencoba kembali, pengharapan menyebabkan orang percaya sanggup melihat bahkan mengalami kehidupan sesuai janji-janji kekal Allah melampaui sikon buruk sementara di kekinian.
Pengharapan Kristen memiliki kekhasan yang membedakannya dari pengharapan bukan Kristen. Pengharapan orang yang di luar Kristus bisa disebut sebagai pemompaan semangat, angan-angan, bersifat "ke-semoga-an", maksudnya tidak didasarkan pada hal-hal pasti di luar diri manusia yaitu di dalam karya-karya penyelamatan Bapa-Anak-Roh Kudus bagi umat-Nya. Pengharapan Kristen bersifat objektif bukan subjektif demikian, pasti bukan harapan kesemogaan yang boleh jadi hanya khayalan kosong.
Jelas nas ini harus kita baca dalam latar ayat-ayat sebelumnya yaitu tentang hal-hal yang dinubuatkan para nabi dan ditonton para malaikat menyangkut adegan-adegan dahsyat mulai dari pemilihan karena kemahatahuan Allah, pemercikan darah Kristus yang membangkitkan ketaatan dan pengharapan yang hidup dalam orang percaya dan pengudusan hidup oleh Roh Kudus. Pengharapan Kristen di kekinian betapa pun sulitnya hidup didasari ke fondasi penyelamatan oleh Yesus Kristus di masa lalu -- dan ini sesuatu yang pasti karena sudah terjadi secara historis -- dan difokuskan kepada warisan kekal yang tidak dapat binasa-cemar-layu di kemuliaan kelak. Dan, meski penyataan penuh kemuliaan anugerah dari Yesus Kristus itu baru kelak kita masuki, terima dan alami, namun dalam pengharapan yang sepenuh-penuhnya dan dengan akal budi yang berikat-pinggang (demikian arti harfiah yang Petrus pakai, menunjuk pada sikap akal budi yang selalu siaga dan siap bertindak seperti dalam orang yang sedang berziarah atau prajurit dalam medan perang), kemuliaan masa depan itu sudah dan sedang terus kita alami sebagai proses pengharapan yang memberi energi juang-maju-raih-kudus.
Jika energi kerohanian kita melemah, periksa seberapa penuh, murni, tepat pengharapan kita seturut ayat-ayat sebelum ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar