Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. -- 1 Petrus 1:22-23
Penyucian diri -- ketaatan -- kebenaran -- kasih persaudaraan -- kelahiran kembali -- firman Allah yang hidup dan yang kekal, adalah hal-hal yang tidak terlepaskan satu dari lainnya dan patut menjadi perhatian orang percaya bahwa semua ini sungguh menggeliat kuat dan nyata dalam kita.
Di akhir tahun anugerah Tuhan 2017 ini mari kita merenungkan beberapa hal vital berikut:
1. Seberapa sungguh saya berjuang memiliki hidup yang murni dari hati yang sungguh mencintai kebenaran dan tidak menyukai kesalahan dan dosa dari pola hidup lama saya? (Catatan: di sini Petrus tidak memakai kata pengudusan seperti di ayat 1, tetapi pemurnian). Seberapa murni hati dan motif saya dalam setiap tindakan di berbagai lingkup kehidupan saya?
2. Bagaimana dengan kerinduan saya membaca, merenungkan, menghafal/menyimpan, mempraktikkan isi Alkitab sepanjang tahun ini? Apakah jatuh bangun kita dalam kesucian dan kemurnian disebabkan tidak cukup gairah kita dalam mengembangkan pergaulan akrab dengan firman Tuhan?
3. Sungguhkah pengetahuan kita akan kebenaran, kesejatian iman bahwa kita anak-anak Allah karena dilahirkan kembali oleh Roh mewujud nyata dalam sikap kita berkomunitas -- kasih persaudaraan, sikap kita dalam bergereja, sikap kepada yang secara manusiawi ditinggikan dan/atau direndahkan di dalam gereja, sikap kepada yang menurut standar kebenaran kita tidak termasuk golongan kita?
Doa: ...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar