Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar ; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari, yang keluar bagaikan pengantin laki-laki yang keluar dari kamarnya, girang bagaikan pahlawan yang hendak melakukan perjalanannya. Dari ujung langit ia terbit, dan ia beredar sampai ke ujung yang lain; tidak ada yang terlindung dari panas sinarnya. Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu -- Mazmur 19:1-8
Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? -- Matius 6:26
Selintas jelas Mazmur ini bicara tentang dan membandingkan dua hal -- karya dan kata Allah -- atau, yang dalam teologi disebut sebagai penyataan umum dan penyataan khusus. Sebagaimana kita menerima kesan tentang seseorang melalui karya-karyanya demikian juga kita menangkap kesan tentang Allah dari karya cipta-Nya yaitu alam semesta dan segenap isinya. Sebagaimana kita mengenal lebih jauh tentang kepribadian dan karakter seseorang melalui kata-katanya demikian juga TUHAN dalam Taurat (berarti ajaran) menyatakan tentang diri-Nya dan bagaimana kehendak-Nya untuk kita dalam banyak perkataan pengajaran . Mazmur ini menjadikan langit, cakrawala, pergantian hari dan matahari sebagai wakil dari semua ciptaan Allah. Ayat 3 baik kita ketahui bahwa kebanyakan terjemahannya lebih mendekati terjemahan ITL: "Tidak ada bicara atau kata yang di dalamnya suara mereka tidak terdengar -- atau dengan kata lain semua alam ciptaan Allah menyatakan sesuatu tentang kemuliaan-Nya. Boleh kita jabarkan lebih jauh bahwa dengan melihat menyimak peragaan alam semesta kita boleh menerima kesan tentang berbagai aspek kemuliaan Allah sebagai Pencipta semuanya.
Zaman ini kita lebih akrab dengan berbagai ciptaan manusia -- laptop, hape, gps, microwave, gedung pencakar langit, AC, mobil canggih, dlsb., ketimbang akrab dan menghargai alam -- menumbuhkan tanaman, menikmati matahari terbit dan tenggelam, merasakan kesegaran embun pagi, mendengarkan kicau burung, melihat ajaibnya sistem vacuum telapak kaki cecak yang membuat mereka sanggup berjalan tanpa dipengaruhi gravitasi. mendengar dan melihat kedahsyatan debur gelombang laut, memiliki kebun memadai sekitar gereja agar kedua jalur penyataan Allah tersedia bagi umat, dst. Tidak heran semakin hari zaman ini semakin takjub akan diri sendiri daripada takjub akan kemuliaan Allah dan hatinya meluap dengan puji syukur kepada sang Pencipta. Juga wajar bahwa kebanyakan kita makin banyak berkhawatir, tidak seimbang secara eko-psiko-spiritual.
Jika kita ingin memiliki kesadaran memadai akan kebesaran Allah dan memiliki kepribadian seimbang, dekatlah, hargailah, peliharalah semua karya-karya ciptaan-Nya dalam alam sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar