"Dengarlah firman ini, hai lembu-lembu Basan, yang ada di gunung Samaria, yang memeras orang lemah, yang menginjak orang miskin, yang mengatakan kepada tuan-tuanmu: bawalah ke mari, supaya kita minum-minum! -- Amos 4:1
Banyak lembu jantan mengerumuni aku; banteng-banteng dari Basan mengepung aku; mereka mengangakan mulutnya terhadap aku seperti singa yang menerkam dan mengaum. -- Mazmur 22:13-14
Sampai sebelum ini pemazmur hanya meneriakkan ratapannya dan meneguhkan riwayat hubungan eratnya dengan TUHAN. Kini ia menjadi lebih jelas mengidentifikasi siapa sesungguhnya yang menjadi penyebab kesengsaraannya. Ia menyebut mereka sebagai lembu jantan, banteng dari Basan, yang haus darah bagaikan singa yang menerkam dan mengaum.
Catatan tentang Basan kita jumpai dalam Alkitab sejak kisah Israel menaklukkan tanah perjanjian. Musa dicatat di Bilangan 32 mengabulkan permintaan tiga suku Israel -- Ruben, Gad dan setengah suku Manasye -- untuk memiliki tanah timur laut seberang Yordan yang tadinya adalah wilayah Sihon, Amori dan Basan yang adalah kerajaan Og. Dari catatan ini dan dari catatan berikut terutama di Amos, lembu dan banteng Basan merupakan binatang yang menjadi tumbuh subur dan kuat karena tanah penggembalaan yang subur yang sekaligus menggambarkan kekuasaan, kemakmuran, keliaran dan kebuasan.
Siapakah mereka penyebab kesengsaraan Mesias yang sedemikian nyata mengalami perlindungan dan bimbingan Allah dan yang sendirinya aktif hidup sedemikian akrab dengan TUHAN sampai tepat disebut Ia adalah satu-satunya sang gambar Allah sejati. Dalam catatan injil-injil kita ketahui bahwa otak, dalang dan penggerak dari penyiksaan dan penyaliban Yesus Kristus adalah para pemimpin agama yang rakus akan harta dan kuasa yang sebaliknya dari menjadi teladan tentang kesegambaran manusia dengan Allah menjadi teramat tidak manusiawi bahkan menjadi berperi-kebinatangan yang buas dan jahat. Inilah akibatnya bila orang, kelompok atau bahkan bangsa menyembah nafsu dan harta dan kuasa di tempat Allah -- menjadi binatang buas dan jahat
Salah satu sebab kesengsaraan Kristus adalah karena pengidentifikasian diri-Nya dengan manusia yang papa, tanpa daya, terpinggir yang mendambakan lawatan pembebasan dari Allah. Apabila kita termasuk menyadari kepapaan dan ketidakberdayaan kita, bersyukurlah bahwa ada Kristus yang menderita bersama dan demi membebaskan kita. Apabila kita termasuk yang sempat tumbuh tambun karena cara-cara rakus dan jahat, sadar dan bertobatlah dari kebuasan dan kejahatan itu sebab sejatinya kita bukan di pihak TUHAN tetapi di pihak si iblis yang memberontak terhadap Allah. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar