Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" --
Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka. Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya: "Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!" -- Mazmur 2:1-3, 4-6
Ketika para penguasa kondisi sosial-politis-ekonomi dunia ini semakin antagonis terhadap Tuhan, tidakkah itu berarti orang percaya yang setia tidak kompromi harus mengalami berbagai kesulitan bahkan tekanan dan bahaya? Berapa banyak pengabaian, penyesakan, penganiayaan, huru-hara, amok telah terjadi sepanjang sejarah atas orang yang sungguh mengikut Kristus dengan setia! Pertanyaannya harus bagaimanakah kita ketika dampak antagonisme terhadap Tuhan yang memperkenalkan diri dan menyatakan penyelamatan dalam Yesus Kristus itu harus kita tanggung? Harus bersikap apa, bertindak bagaimana kita?
Mazmur ini mengajak kita mendasari sikap dan tindakan kita atas penglihatan dan penilaian surgawi -- ia mengalihkan pandangannya dari apa yang terjadi di bumi ke bagaimana Ia yang di surga melihat dan menilai segala situasi bumi ini. Seperti adanya berbagai unsur sejajar di ayat 1-3 untuk melukiskan permusuhan dunia terhadap Tuhan, di ayat 4-6 juga dipaparkan unsur-unsur sejajar reaksi Tuhan yang keseluruhannya adalah kesejajaran terbalik dari yang para penguasa dunia lakukan terhadap Dia. Di bumi bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa merancang perkara sia-sia -- di surga Allah bersemayam sambil tertawa dan mengolok-olok. Gambaran yang dikesankan pada kita ialah betapa tidak berarti, rendah/kecil dan dungu semua yang dikerahkan para penguasa dunia yang melawan Dia!
Para raja bersiap dan pembesar bermufakat melawan Tuhan dan Mesias-Nya, Tuhan berfirman dalam murka dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya.
Mereka berniat berontak menolak-menghancurkan hukum-tindakan kasih-kudus Tuhan yang dianggap sebagai belenggu dan tali pengikat, tetapi justru TUHAN yang memerintah dari surga itu telah memutuskan penguasa pihak-Nya, Raja pilihan-Nya di bukit kudus Sion.
Kita harus berdoa dan berjuang di Indonesia juga agar para penguasa sosial-ekonomi-politik -- besar dan kecil -- menyadari dan tidak mengambil strategi kotor yang intinya melawan Tuhan dan rancangan Kerajaan-Nya. Lebih dari situasi-kondisi berubah-ubah orang percaya sejati perlu mempertajam penglihatan surgawi, kejelian akal budi dan kekuatan otot-otot perjuangan Kerajaan yang Tuhan embankan pada kita demi semakin meluasnya shalom di bumi pertiwi ini. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar