Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya: "Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!" -- Mazmur 2:1-3
Mazmur 2 dan beberapa mazmur lain dilihat sebagai mazmur mesianik karena isinya dilihat dalam Perjanjian Baru sebagai berbicara tentang dan/atau digenapi oleh Yesus Kristus. Mazmur 2 ini dirujuk dalam catatan injil-injil dan khotbah Petrus di Kisah Rasul untuk menjelaskan tentang kemesiasan Yesus dan penyebab penderitaan yang Ia tanggung.
Mazmur ini terbagi dalam 4 bait yang masing-masingnya terdiri dari tiga ayat. Dalam nas yang merupakan dasar perenungan kita kini, pemazmur (tidak dijelaskan siapa penulisnya) menyoroti tentang situasi politik internasional -- bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa -- dan sorotan tentang sikap serta tindakan mereka secara yang disebut paralelisme. Hal yang sama diulang (paralel) dengan tujuan mempertegas dan memperjelas: bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa; raja-raja dan pembesar-pembesar, TUHAN dan yang diurapi-Nya, lalu belenggu-belenggu dan tali-tali [TUHAN dan yang diurapi-Nya).
Situasi politik yang disoroti nas ini tentu pertamanya menunjuk kepada situasi dekatnya langsung -- zaman di mana Israel purba berulang kali dimusuhi, diganggu, ditekan oleh banyak bangsa dan suku dekat maupun jauh. Di samping konteks dekat itu Alkitab juga menjelaskan bahwa sejak zaman Nuh, menara Babil, dst. sampai penyingkapan Wahyu tentang berbagai konflik di bumi yang dimunculkan oleh si jahat dan orang-orang yang menentang TUHAN terhadap orang percaya. Pada hakikatnya sikap dan tindakan perlawanan terhadap TUHAN ini tidak masuk akal -- itu sebab ekspresi pemazmur adalah "Mengapa, Mengapa?" Lebih tidak masuk akal lagi sebab TUHAN dan yang diurapi-Nya itu pasti baik, penuh kasih, benar dan hukum-hukum-Nya bertujuan menumbuhkan kemanusiaan tetapi dianggap sebagai belenggu dan tali pengikat oleh mereka.
Dalam minggu sengsara ini kita patut menyadari dua hal penting: 1) dosa pemberontakan manusia adalah penyebab penderitaan Yesus, maka jangan kita ikut-ikutan pola hidup duniawi sekitar kita; 2) ikut-ikutan penilaian dunia ini tentang hal-hal Tuhan adalah kebodohan, adalah hal yang bertentangan dengan akal sehat; dan 3) justru, meski segala keburukan dunia ini Yesus telah datang untuk menghancurkan semua pekerjaan si iblis dan melepaskan kita dari belenggu dan tali pengikat kejahatan yang sesungguhnya mengikat dan meusak kemanusiaan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar