Jagalah aku, ya Allah, sebab pada-Mu aku berlindung. Aku berkata kepada TUHAN: "Engkaulah Tuhanku, tidak ada yang baik bagiku selain Engkau!" Orang-orang kudus yang ada di tanah ini, merekalah orang mulia yang selalu menjadi kesukaanku. Bertambah besar kesedihan orang-orang yang mengikuti allah lain; aku tidak akan ikut mempersembahkan korban curahan mereka yang dari darah, juga tidak akan menyebut-nyebut nama mereka di bibirku. -- Mazmur 16:1-4
Dalam kepenuhan Roh Kudus di hari Pentakosta Petrus berkhotbah tentang kehidupan, kematian dan kebangkitan Yesus Kristus, salah satunya dengan merujuk ke Mazmur 16 ini Meski yang diunjuk Petrus adalah ayat 5-11 namun tepat kita perlakukan keseluruhan mazmur ini sebagai bicara tentang Yesus Kristus yang menjadi penggenap penuhnya.
Ayat 1-4 ini dapat kita katakan menyingkapkan spiritualitas hidup Yesus Kristus -- bagaimana Ia berlindung kepada Allah, bagaimana Ia bersuka akan umat pilihan Allah, bagaimana Ia menjaga kehidupan-Nya berjalan dalam kekudusan.
Tentang perlindungan, ada hubungan timbal balik antara tindakan aktif Yesus Kristus berlindung kepada Allah dan perlindungan aktif Allah atas-Nya. Perlindungan Allah sangat tampak sejak dari peristiwa pembantaian bayi-bayi di zaman Herodes, perlawanan si iblis yang mencobai, menantang, bahkan usaha menyimpangkan Yesus dari rencana Allah, juga dalam berbagai bentuk sengsara yang Yesus terima dari orang banyak yang menghina, mengejek, menolak, memfitnah bahkan ingin membunuh Dia. Tetapi secara aktif Ia berlindung kepada Allah, menjaga hubungan intens dengan-Nya, memupuk kehidupan doa, pengisian firman-firman, melakukan hanya dengan arahan Allah pada momen Allah bagi-Nya, Ia mengalami kepenuhan perlindungan dan pemeliharaan Allah bahkan sampai ketika Ia harus disalibkan, dan dikuburkan...
Spiritualitas Yesus Kristus ini: berlindung, taat, menjaga kekudusan aktif bukan saja sumber yang menghasilkan keselamatan bagi kita -- karena dengan hidup-Nya yang layak maka kematian-Nya layak dan sanggup menyelamatkan kita -- melainkan, juga menjadi model bagi spiritualitas keseharian kita. Di minggu sengsara Yesus Kristus yang kita renungkan ini mari jadikan kebergantungan, ketaatan, kesalehan Yesus menjadi model dan pola bagi kerohanian kita juga. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar