2 Timotius 3:16-17
Kata yang diterjemahkan “diilhamkan Allah” sebenarnya berarti “dinafasi oleh Allah,” produk dari Roh-Nya yang kreatif, sebagaimana halnya dengan dunia sendiri (Kej. 1:2; Mzm. 33:6). Analisis Alkitab tentang inspirasi ialah “manusia digerakkan (dituntun) oleh Roh Kudus yang berbicara dari Allah” (2Ptr. 1:21), dan dokumen yang dihasilkan dari inspirasi adalah kesaksian manusia kepada Allah dan sekaligus juga kesaksian Allah kepada diri-Nya. Apa yang kita katakan tentang Tuhan Yesus harus juga dikatakan tentang buku-buku Alkitab: Ia dan Alkitab sepenuhnya manusiawi dan sepenuhnya ilahi. Itu sebabnya Tuhan dan para rasul dapat mengutip Perjanjian Lama sebagai perkataan Musa, Daud, Yesaya (Mrk. 7:6-10; 10:3-6; Kis. 2:25-34; 3:22), dan juga sebagai perkataan Allah atau Roh Kudus (Mat. 19:5; Kis. 28:25; Ibr. 1:5-13; 3:7; 10:15).
Tampaknya proses inspirasi itu terkadang disadari terkadang tidak. Pasti para penulis yang diilhamkan itu tidak pasif secara psikologis, yang menulis dengan pendiktean; ciri khas diri mereka terlihat jelas dalam semua tulisan mereka. Tetapi kenyataan ini tidak mempertanyakan keilhaman mereka sebagaimana penerimaan kita akan kemanusiaan Tuhan tidak membuat kita mempertanyakan kebenaran keilahian-Nya.
Sebagai pengajaran Allah sendiri, Alkitab tepat disebut penyataan. Pertama dan terutama kita harus harus menerimanya sebagai catatan yang diinspirasikan dan tafsiran atas penyataan yang Allah berikan dalam sejarah melalui visi dan pesan lisan, melalui tindakan kemurahan dan penghakiman, serta puncaknya melalui kehidupan, kematian, dan kebangkitan Tuhan Yesus Kristus.
Ketika kelak Anda membaca Alkitab berusahalah untuk mengingat bahwa Allah memberitahukan kita tentang apa yang Ia lakukan dan apa yang ia minta kita lakukan.
Tuhan, terima kasih untuk apa yang telah Kau lakukan dan perintahkan aku untuk lakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar