Apakah artinya mendengarkan Firman Allah yang tertulis? Arti jelasnya, menurut kitab Ibrani, ialah menerima dan merespons firman Allah yang bersifat proposisi (yaitu pesan-Nya) yang telah ia katakan kepada kita dari surga melalui bibir Firman pribadi-Nya (yaitu, Anak-Nya sendiri), dan juga melalui tutur kata para nabi serta rasul, mengenai keselamatan besar yang telah dimenangkan oleh Anak Allah untuk kita dengan mencurahkan darah-Nya untuk dosa-dosa kita. Firman Allah yang pribadi tampak sebagai pokok sentral dari firman yang bersifat proposisi baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Apa yang Yesus katakan tentang Alkitab Perjanjian Lama – “Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku” (Yoh. 5:39) – dapat dikatakan secara setara untuk kedua Perjanjian.
Pada akhirnya, mendengar Firman Allah yang tertulis, berarti melakukan yang Allah perintahkan pada saat pemuliaan ketika Ia berkata, “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, dengarkanlah Dia”; yang pada gilir berikutnya berarti tidak saja menerima ajaran moral Yesus tetapi menerima Dia sebagai Juruselamat kita yang hidup, dengan mengandalkan darah-Nya yang tercurah untuk pengampunan dosa-dosa kita, dan berikutnya hidup sebagai hamba tebusan-Nya – yaitu orang-orang yang “mengikuti Anak Domba itu kemana saja Ia pergi” (Why. 14:4).
Apakah aku dalam artian alkitabiah mendengarkan Firman Allah (tertulis, lisan, pribadi), mendatangi, menyetujui, dan mengaplikasikannya? Adakah semacam tindak lanjut khotbah dalam gereja kita? Apakah kita berusaha untuk mengerjakan implikasinya dan memeriksa apakah kita menaati apa yang telah diajarkan kepada kita dan diubah olehnya?
Bapa, bersihkan segala gangguan dalam kehidupan kami supaya kami boleh sungguh datang dengan hati dan telinga terbuka kepada Firman-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar