Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat
dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena
kehendak-Mu semuanya itu ada dan diciptakan. - Wahyu 4:11
Apakah
tujuan tertinggi Allah dalam perlakuan-Nya kepada anak-anak-Nya? Tujuan
tertinggi-Nya ialah kemuliaan Allah sendiri. Tidak ada yang perlu diragukan
secara moral tentang ini: jika kita percaya bahwa manusia tidak mungkin
memiliki tujuan lebih tinggi daripada kemuliaan Allah, bagaimana mungkin kita
memberi jawab lain menyangkut diri Allah sendiri? Anggapan bahwa tidak layak
berpikir Allah menginginkan sasaran kemuliaan untuk diri-Nya, agaknya
menunjukkan kegagalan untuk mengingat bahwa Allah dan manusia tidak ada di
tingkat yang sama, dan memperlihatkan kurangnya realisasi bahwa jika manusia
yang menjadikan kebaikan dirinya sendiri sebagai sasaran akhir membuat itu
dengan mengorbankan orang lain, Allah memuliakan diri-Nya justru dengan
memberkati ciptaan-Nya. Ia ingin menyatakan kekayaan kemurahan-Nya dalam
membawa para orang kudus ke kebahagiaan tertinggi mereka dalam penikmatan
diri-Nya.
Bagaimana
kaitan hal ini dengan penyelenggaraan ilahi? Hal ini memberi kita wawasan ke
dalam cara Allah menyelamatkan kita dan menjelaskan alasan mengapa Ia tidak langsung
membawa kita ke surga sesudah kita percaya. Ia menempatkan kita di dunia yang
berdosa untuk dicobai, diuji, ditindih
kesulitan yang mengancam akan meremukkan kita – supaya kita boleh memuliakan
Dia melalui kesabaran kita di bawah penderitaan, dan agar Ia boleh menyatakan
kekayaan anugerah-Nya dan mengundang puji-pujian baru dari kita sementara Ia
terus menerus menopang dan meluputkan kita. Mazmur 107 merupakan suatu
deklarasi agung tentang kebenaran ini.
Adakah
orang yang perlu ku ingatkan bahwa cara mereka menangani penderitaan
mendatangkan kemuliaan bagi nama Allah.
Tuhan, buat aku peka terhadap siapa pun yang
akan kujumpai hari ini yang sedang merasa diuji, dicobai, ditekan, dan mungkin
diremukkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar