Tindakan
orang yang mengenal Allah adalah reaksi kepada
kecenderungan anti Allah yang beroperasi di sekitar mereka. Ketika Allah dihina
atau disepelekan, mereka tidak bisa tinggal diam. Mereka merasa harus berbuat
sesuatu agar kehormatan Allah dipulihkan.
Justru itulah yang terjadi dalam
narasi Daniel, ketika Daniel dan teman-temannya dieksploitasi. Mereka adalah
orang-orang yang mengenal Allah, dan karena itu dari waktu ke waktu merasa
terdorong untuk menentang keputusan serta sikap yang tidak agamawi atau yang
datang dari agama palsu. Khususnya Daniel tampil sebagai orang yang berani
menantang secara terbuka situasi yang tidak benar. Daripada memikul risiko
mengalami pencemaran ritual dengan makan makanan istana, ia mendesak agar
diberikan sayuran (1:8-16). Ketika Darius melarang kebiasaan berdoa untuk
sebulan lamanya, Daniel tidak saja terus berdoa tiga kali sehari, tetapi
melakukan itu di depan jendela terbuka, sehingga semua orang dapat melihat apa
yang ia lakukan (6:10).
Daniel bukan orang aneh, yang
mencari gara-gara dan merasa bahagia bila ia kedapatan menentang pemerintah.
Yang benar hanyalah bahwa orang yang mengenal Allah mereka, peka akan situasi
di mana kebenaran dan kehormatan Allah secara langsung atau taktis dibuat
berantakan dan daripada membiarkan kejadian berjalan begitu saja, mereka akan
berusaha menyoroti masalah itu agar terjadi perubahan hati tentang hal tersebut
– meski untuk itu mereka harus memikul risiko.
Adakah
sesuatu yang karena Allah, aku harus mengambil sikap dan bertindak?
Tuhan, Engkau tahu apakah aku tipe orang
yang terlalu hati-hati atau tergesa-gesa. Bimbing dan bentuklah aku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar