Terpujilah nama Allah dari selama-lamanya sampai
selama-lamanya, sebab dari pada Dialah hikmat dan kekuatan! Dia mengubah saat
dan waktu, Dia memecat raja dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat kepada
orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian. - Daniel
2:20-21
Kebenaran
inti yang Daniel ajarkan kepada Nebukadnezar (Dan. 2:4) dan ingatkan kepada
Belsyazar (5:18-23); yang Nebukadnezar akui (4:34-37); yang menjadi dasar
doa-doa Daniel dan keyakinannya dalam menantang otoritas; yang membentuk
substansi pokok dari semua penyingkapan yang Allah berikan kepada Daniel, ialah
kebenaran bahwa “Yang Mahatinggi memerintah kerajaan manusia” (4:25). Ia tahu
dan melihat lebih dulu segala sesuatu, dan kemahatahuan-Nya sekaligus juga
adalah kemaha-kekuasaan-Nya. Jadi ,
Ia yang memiliki kata akhir, baik
dalam sejarah dunia maupun dalam destini setiap pribadi. Kerajaan dan
kebenaran-Nya akhirnya akan menang, sebab tidak ada manusia atau malaikat dapat
menggagalkan-Nya.
Demikianlah pemikiran tentang Allah yang
memenuhi pikiran Daniel, seperti yang ia saksikan dalam doanya – doa yang
selalu merupakan bukti paling nyata tentang pandangan orang mengenai Allah
(2:20-23; 9:4-19). Apakah demikian kita berpikir tentang Allah? Apakah anggapan
tentang Allah tadi terlihat dalam doa kita? Apakah kepekaan dahsyat akan
kekudusan-Nya, kemuliaan-Nya, kesempurnaan moral-Nya, dan kesetiaan-Nya yang
penuh anugerah yang membuat kita senantiasa merendahkan hati dan bergantung,
takjub dan taat, sebagaimana Daniel? Dalam segala ketulusan, seberapa banyak
atau sedikit Anda mengenal Allah?
Sembah Allah kuat-kuat dengan memakai
perkataan Daniel dalam 2:20-23, atau versi Anda sendiri yang menyanyikan
kebesaran Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar