Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu. Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia." (Markus 9:2-7)
Waktu membaca Alkitab perlu selalu kita ingat bahwa pembagian pasal dan ayat tidak datang dari penulis Alkitab sendiri. Jika kita terlalu terpaku pada angka-angka pasal dan ayat, apalagi dengan dipengaruhi ketergesaan orang modern yang cenderung hanya ingin ayat-ayat pendek-janji-berkat, kita akan kehilangan banyak arti dan makna firman yang tertampung dalam rangkaian nas yang cukup panjang. Cobalah baca Markus 8:27-9:13 dan renungkan beberapa hal ini:
1. Bayangkan Petrus yang menolak bahwa Yesus harus menderita dan disalib, yang sesudah ditegur keras oleh Yesus ditegaskan ulang bahwa bukan saja Yesus harus menderita tetapi ia dan semua pengikut-Nya pun harus menyangkal diri dan memikul salib, lalu menyaksikan Yesus mengalami trans-figurasi bercakap-cakap dengan Musa dan Elia, berikutnya mengusulkan agar di puncak gunung itu dibuat kemah, lalu pemandangan itu lenyap dan bukan kemah tetapi awan yang menyelimuti mereka, berakhir dengan pesan Yesus agar mereka tidak menceritakan pengalaman itu sebelum kebangkitan-Nya. Apa proses pelajaran yang Petrus jalani dari sejak pra-salib, salib, pasca salib tentang jatidiri Yesus, tentang keharusan salib bagi Yesus dan bagi dirinya / misinya, tentang bagaimana tarik-menarik, isi-mengisi antara salib-kebangkitan, penderitaan-penghiburan, perendahan/penyangkalan diri-
pemuliaan?
2. "Berubah rupa" adalah terjemahan dari meta-morfoo yang kita kenal kemudian dengan istilah metamorfosa atau dalam kehidupan Kristen berarti pertobatan atau perubahan hidup. Sesungguhnya saat itu Yesus yang manusia untuk sesaat disingkapkan akan dimuliakan (atau oleh sementara aliran teologi sesat disebut diadopsi jadi anak Allah) atau kemuliaan Yesus sejati yang mengizinkan diri-Nya dibatasi oleh kemanusiaan-Nya untuk sesaat menampakkan diri? Bagaimana hubungan metamorfosa Yesus dengan metamorfosa kita -- Ia semasa hidup-Nya sebagai manusia mengizinkan kemanusiaan sejati-Nya menutupi kemuliaan ke-Allahan-Nya rela menjadi hamba bahkan sampai mati demi supaya kita manusia berdosa boleh diubahkan oleh Injil Kerajaan-Nya sampai mengalami pemuliaan demi pemuliaan?
3. Tidak dikatakan bahwa Musa penerima/pemberi Taurat itu mengajari Yesus, atau Elia sang revivalist besar itu membangkitkan semangat Yesus, tetapi hanya dikatakan bahwa kedua mereka berbicara dengan Yesus. Dan yang mengalami penampakan mulia itu hanya Yesus dan pastinya kemuliaan-Nya yang memuliakan dua raksasa pelayan Allah itu. Jadi, apakah Yesus bayang-bayang dari Musa dan Elia, atau sebaliknya?
O Tuhan Yesus, tolong aku dengar-dengaran Engkau, sungguh berfokus pada-Mu dan pada rencana-Mu yang mulia untuk dunia ini dan diriku, untuk percaya dan rela menempuh jalan salib-Mu supaya sungguh mengalami kuasa kebangkitan pengubah hidup yang penuh kuasa pemuliaan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar