Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada permohonan mereka yang minta tolong, tetapi wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat." Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar. -- 1 Petrus 3:12-14
Apakah dampak dari hidup dalam kesadaran bahwa Tuhan Mahakasih, Gembala yang Mahabaik, Pemelihara jiwa yang Maha terpercaya? Apakah dampak dari hidup dalam ingatan aktif bahwa Tuhan Mahatahu, Raja yang Maha berdaulat, Hakim Mahaadil?
Tidak jarang antara pengetahuan kita tentang sifat-sifat Tuhan dan kenyataan hidup keseharian kita tidak terjalin hubungan sebab-akibat yang serasi. Terutama ketika kita ada dalam lingkungan yang tidak menerapkan kebenaran bukankah kita cenderung tergoda untuk kompromi, mengurangi integritas iman dan moralitas? Atau, bukankah ketika melihat situasi sosio-politis dipermainkan orang fasik lalu keyakinan kita akan pengendalian Tuhan, kedamaian dan keyakinan iman kita ikut surut ?
Petrus kini bukan menggunakan konsep-konsep teologis tentang kemahatahuan, pemeliharaan, pengendalian Tuhan atas segala sesuatu, tetapi ia memakai penggambaran visual: MATA, TELINGA dan WAJAH Tuhan. Mata Allah tertuju kepada orang benar -- menampung konsep kemahatahuan dan perlindungan Tuhan. Telinga Tuhan tertuju kepada permintaan tolong orang benar -- mengukuhkan perhatian kasih Tuhan yang terus menerus bagi semua orang yang mengandalkan Dia. Tetapi, WAJAH Tuhan yang dalam berkat Harun ditujukan-Nya kepada umat-Nya tentu dalam artian yang menghangatkan, kini dalam artian yang menakutkan untuk orang fasik yang menyebabkan kesukaran pada orang benar.
CORAM DEO -- hadirat Tuhan -- harus secara aktif, imajinatif dan kreatif kita hidupi sehingga secara riil menunjang seluruh pengalaman hidup kita dalam situasi-kondisi berubah-ubah di dunia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar