Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana, mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka. Tunduklah, karena Allah, kepada semua lembaga manusia, baik kepada raja sebagai pemegang kekuasaan yang tertinggi, maupun kepada wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat dan menghormati orang-orang yang berbuat baik. Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh. Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah. Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja! -- 1 Petrus 2:12-17
Antara dalam dan luar, realitas teologis-spiritual dan realitas moral-sosial-politis, prinsip dalam relasi dengan Allah dan dalam relasi dunia manusia -- pasti dan harus terdapat hubungan yang jelas. Perbuatan-perbuatan besar dari Allah di dalam orang percaya harus mewujud-nyata ke dalam cara hidup dan perbuatan yang baik (tulus), dalam ketaatan yang memuliakan Allah kepada berbagai otoritas penataan kemasyarakatan, dalam tindakan yang mengalahkan dan membungkamkan sikap antipati orang tidak percaya terhadap keimanan orang percaya, dalam sikap hormat dan kasih kepada semua orang di dalam bingkai prinsip menghamba kepada dan takut akan Allah.
Godaan pada orang percaya yang minoritas dari segi jumlah dan posisi adalah terpinggir dalam peran dan pengaruh khususnya secara sosial dan politis. Kita menjadi aman dan nyaman dengan kalangan sendiri. Inilah godaan yang dikritik Yesus sebagai menaruh pelita di bawah gantang, garam yang kehilangan daya mengasinkannya. Kita perlu mewaspadai apabila ibadah dan persekutuan kita berubah menjadi keasyikan dengan kenyamanan rohani eksklusif, apabila semangat dan keberanian kita untuk bersaksidalam kata dan karya menjadi pudar, ketika semakin hari semakin tidak jelas dimana kontribusi moral-sosial-ekonomi-politis orang Kristen dan gereja Kristen.
Mari sadari benar bahwa lawatan Allah yang kita harapkan terjadi ke dunia kita -- entah itu dalam bentuk lawatan injil anugerah atau dalam penegakan hukuman yang adil -- terhubung langsung dengan sikap dan tindak-tanduk sosial-politis-ekonomi kita orang percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar