Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan." Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan." Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan. -- 1 Petrus 2:4-8
Yesus sendiri menyatakan bahwa Ia bukan membawa damai tetapi pedang, bahwa hati-Nya sangat bersuka ketika melihat "api" yang dilemparkan-Nya menyebabkan pertentangan, pemisahan, perceraian. Apa dari Yesus yang menyebabkan pemisahan itu?Spiritualitas-Nya, Ajaran-Nya, Perilaku Sosial dan Pelayanan-Nya, yang semuanya berpuncak pada salib-Nya adalah batu sandungan -- skandal -- bagi banyak orang. Orang tersandung oleh spiritualitas-Nya yang bebas merayakan hubungan dengan Allah dan sesama dalam maksud sejati aturan-aturan dan bukan menjadi budak dari aturan. Orang tersandung oleh ajaran-Nya terutama tentang dua hal. Pertama, Ia menyiratkan diri-Nya memiliki otoritas mutlak yang menuntut ketaatan dan kepengikutan mutlak para pengikut-Nya kepada-Nya. Kedua, Ia menyatakan bahwa pada akhirnya cara Ia mewujudkan misi Allah untuk manusia adalah melalui jalan sengsara, kehinaan dan kekejaman salib, yang menjadikan Ia adalah roti terpecah dan anggur tercurah pemberi hidup bagi para pegikut-Nya. Perilaku sosial dan pelayanan-Nya yang menerima orang-orang marjinal -- orang kusta, perempuan bersuami gonta-ganti, pelacur, pemungut cukai, anak-anak yang belum terlihat kontribusi nyatanya -- pun penyebab pertentangan dan pemisahan.
Pemisahan, pertentangan, perceraian antar manusia ini terjadi akibat proses pemisahan lebih radikal yang berlangsung di dalam diri orang-orang itu sendiri. Ketika kita berjumpa Yesus, mendengar Injil-Nya, melihat beragam ujaran dan ajakan dan desakan-Nya, bercermin pada keindahan kuat pengaruh keteladanan-Nya, kita diperhadapkan dengan pilihan: masuk lebih dalam ke dalam Dia atau melambat, berhenti, berpaling lalu meninggalkan Dia. Ajakan Petrus adalah "datanglah terus kepada-Nya" supaya Ia bukan batu sandungan penyebab kehancuran melainkan batu penjuru, batu hidup yang memroses terus kehidupan kita pun menjadi batu-batu hidup.
Kita hidup dalam zaman orang lebih menyukai yang samar ketimbang nyata, yang maya ketimbang konkret, yang beragam pilihan ketimbang komitmen jelas. Adalah vital untuk kita memastikan Yesus Kristus -- ajaran-kehidupan-perilaku-visi-misi-Nya -- sebagai batu penjuru seluruh aspek pembangunan kehidupan kita supaya kita tidak hanyut terbawa arus zaman ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar