Kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. -- 1 Petrus 2:9-10
Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. -- Keluaran 19:6 (lihat juga Yesaya 61:6; Wahyu 1:6)
Penerima surat Petrus ini minoritas -- dari segi ras (Yahudi dan non Yahudi di tempat yang penduduknya tidak se-ras mereka), dari segi status (mungkin bukan warga romawi dan bahkan sebagian berstatus budak), dari segi iman (tidak percaya dan ikut dalam praktik keagamaan animistis/politeistis/dinamistis/mistis). Selain itu karena iman mereka sedang mengalami berbagai bentuk penderitaan. Kini Petrus menyebutkan beberapa fakta teologis yang luar biasa tentang mereka: 1) bangsa yang terpilih, 2) imamat yang rajani, 3) bangsa yang kudus, dan 4) umat kepunyaan Allah sendiri. Bayangkan, renungkan betapa besar dampak penghiburan, penguatan, pemberdayaan makna masing-masing ungkapan ini pada mereka waktu itu.
Bagaimana dampaknya untuk kita waktu kini? Mari kita resapi masing-masing ungkapan ini.
Kita, kelompok percaya kita, gereja kita, umat Kristen di masing-masing lokal kita adalah:
BANGSA (GENOS) yang terpilih -- IMAMAT yang RAJANI (BERKERAJAAN) -- BANGSA (ETHNOS) yang Kudus -- UMAT (LAOS) kepunyaan Allah sendiri.
Bagaimana frasa-frasa ini mengubah-memperbarui penghayatan dan penghidupan tentang hakikat kita sebagai pengikut Yesus Kristus, bagaimana kita memanifestasikan "kebangsaan Kristen" kita di tengah-tengah beragam pemberi jatidiri lainnya -- ras, keahlian, hobby, seksualitas, kekayaan, aliansi politis, dlsb., dan bagaimana kita mengoperasikan keumatan kita di dalam komunitas Kristen intern sendiri?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar