Yohanes 4:13-14
Kisah Yesus dan perempuan di tepi sumur (Yoh. 4:1-42) adalah sebuah contoh menakjubkan tentang bagaimana penginjilan pribadi harus dilakukan. Dengan cakap Yesus mendekati seorang yang ada di sana (perempuan Samaria ), berbicara tentang persediaan yang ada di sana – air.
Yesus meminta air minum. Jawabnya (9), “Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria ? Jawab Yesus, “Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.”
Perempuan itu bingung dan sedikit defensif. Ia bertanya: sungguhkah Engkau dapat memberi sesuatu yang lebih baik dari sumur yang diberi bapa kami Yakub kepada kami? Yesus tidak mau ditarik ke dalam argumen tentang relasi dengan Yakub; Ia lanjut bicara tentang air. Setiap orang yang minum dari air sumur akan haus kembali, tetapi orang yang minum dari air yang akan Ku berikan tidak akan haus lagi, demikian Ia berkata kepadanya.
Perempuan itu masih belum mengerti tetapi ketertarikannya telah ditangkap oleh pemikiran tentang tidak akan haus lagi atau harus bersusah payah ke sumur kembali, maka ia berkata (15), “Tuhan, berikanku air itu!” sebelum Yesus dapat menjawab itu, Ia masih harus membawanya ke dalam penemuan tentang kebutuhannya, supaya hatinya menjadi haus akan hidup baru. Tak seorang pun tiba ke iman yang matang tanpa kehausan hati ini.
Pikirkan tentang peristiwa lain dalam hidup Yesus atau para murid di mana Ia atau mereka membuka percakapan atau pesan dengan mengacu ke sesuatu yang relevan atau menarik kepada pendengarnya.
Tuhan, tolong aku untuk mengambil waktu dan bersedia menyusahkan diri untuk menempatkan diri pada pemikiran dan perasaan mereka yang kepadanya ingin kubagikan kebenaran-Mu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar