Tetapi Abraham masih tetap berdiri di hadapan TUHAN. Abraham datang mendekat dan berkata: "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu? Jauhlah kiranya dari pada-Mu untuk berbuat demikian, membunuh orang benar bersama-sama dengan orang fasik, sehingga orang benar itu seolah-olah sama dengan orang fasik! Jauhlah kiranya yang demikian dari pada-Mu! Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?" TUHAN berfirman: "Jika Kudapati lima puluh orang benar dalam kota Sodom, Aku akan mengampuni seluruh tempat itu karena mereka." Abraham menyahut: "Sesungguhnya aku telah memberanikan diri berkata kepada Tuhan, walaupun aku debu dan abu. Sekiranya kurang...apakah Engkau akan memusnahkan seluruh kota itu karena.... Sekiranya...Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu." Lalu pergilah TUHAN, setelah Ia selesai berfirman kepada Abraham; dan kembalilah Abraham ke tempat tinggalnya -- Kejadian 18:22-33
Sesudah berlari menghampiri TUHAN, sujud bertiarap memohon Ia tidak segera berlalu, menyediakan perjamuan untuk-Nya, kini Abraham tetap berdiri dan mendekati TUHAN dengan doa-doanya bagi Sodom dan Gomora. Inilah Abraham sebagai berkat bagi bangsa-bangsa, Abraham yang di dalam pertumbuhan pengenalan dan persahabatannya akan Tuhan sendirinya mengalami peningkatan gestur dan posturnya di hadapan TUHAN, sampai ke peningkatan peran politisnya. Inilah keajaiban dalam pengenalan yang rill manusia akan Allah, inilah indahnya misteri doa khususnya doa-doa syafaat.
Apabila sebelum ini Abraham mengakrabi banyak sifat Tuhan lainnya kini khususnya ia berhadapan dengan TUHAN yang Mahatahu, Mahaselidik, Mahapeduli, Mahaadil akan berbagai kejahatan-kekerasan-kenajisan yang menimbulkankeluh kesah banyak orang yang terjadi di dalam kota-kota dunia. Mari kita belajar doa syafaat dari doa-doa syafaat Abraham ini.
Pertama, doa syafaat didasari atas dan dibingkai dalam sifat-sifat TUHAN. Tersirat dalam isi doa Abraham ia mengingatkan TUHAN akan sifat-Nya yang Mahabenar, Mahaampun/Maharahim, Mahaadil. Perhatikan bagaimana ia memposisikan sifat-sifat ini dan mengandaikan bahwa semua sifat ini dalam diri TUHAN konsisten-koheren adanya dan tidak berkontradiksi sebagaimana dalam diri manusia. (Dalam manusia kasih, rahmat cenderung ada pada posisi bertolak belakang dengan adil dan benar). Kedua, dalam doa syafaatnya Abraham sendiri juga bertumbuh semakin konsisten-gigih dalam keprihatinannya akan keselamatan orang lain, khususnya di sini Lot dan seisi rumahnya yang tinggal di wilayah itu. Perhatikan bagaimana pengandaian jumlah orang benar yang Abraham ajukan kepada TUHAN berkurang terus dari 50, ke 45, ke 40, ke 30, ke 20 sampai akhirnya ke 10 orang saja.
Doa syafaat bukan saja privilese dimana kita boleh berdiri di dekat TUHAN mewakili manusia, doa syafaat juga misteri dimana kita boleh semakin tumbuh ke dekat TUHAN sementara kita mewakili sesama yang kita doakan, sambil TUHAN sendiri seakan mengizinkan diri-Nya semakin merunduk ke keterbatasan keadaan manusia yang kita doakan.
Ia menyendengkan (merundukkan/merendahkan) telinga-Nya kepadaku, maka seumur hidupku aku akan berseru kepada-Nya.
Dalam wawasan doa ini, mari kita terus dan gigih berdoa untuk Indonesia. Dirgahayu RI ke-72.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar