Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya. Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya. Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya. Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat. Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia. -- Kejadian 17:23-27
Sunat adalah tanda perjanjian. Sunat dikaitkan dengan beberapa hal: 1) TUHAN memperkenalkan diri-Nya secara baru, sebagai El Shadai, Allah kekal yang Mahakuasa yang sanggup menggenapi janji-janji dan rencana-rencana-Nya kepada dan melalui Abraham. 2) TUHAN menjadikan sunat pengingat lahiriah yang tak dapat dihapus seumur hidup orang bahwa sebagai milik-Nya yang telah dikerat kulit khatannya mereka harus (disanggupkan oleh El Shadai) hidup utuh, lengkap, sempurna, tak bercela. Ini juga diikuti oleh penggantian nama menjadi Abraham dan Sarah. 3) TUHAN menegaskan komitmen-Nya sebagai Allah Abaham dan Allah keturunannya.
Perhatikan bagaimana Abraham merespons perintah untuk sunat ini. Kendati sudah berusia sembilan puluh sembilan tahun, sunat pastinya sangat menyakitkan dan melemahkan, sesaat sesudah Allah menarik diri Abraham tanpa menunda segera menaati perintah itu. Ia menyunat semua lelaki isi rumahnya termasuk para budak belian, juga Ismael yang berusia tiga belas tahun, dan dirinya sendiri.
Dalam Perjanjian Baru tanda anugerah yang merupakan inisiasi orang ke dalam karya penyelamatan Allah adalah baptisan. Baptisan menandai masuknya kita ke dalam hidup-salib-kebangkitan-kenaikan Yesus, sejak itu dan seterusnya kita hidup mati terhadap dosa dan ikut bangkit dalam kemenangan Yesus Kristus. Sebagaimana sunat Abraham dilakukan sebagai ketaatan yang tanpa tunda, sepenuh hati dan segenap isi rumahnya, demikian juga kini hal masuk dan menghidupi anugerah penyelamatan hendaknya serasi dengan kehendak Tuhan yaitu sesegera mungkin, seisi rumah, sepenuh hati, sepanjang hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar