Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak." Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya: " Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka." -- Kejadian 17:1-8
Abram menyambut panggilan dan janji Tuhan ketika ia berusia tujuh puluh lima tahun. Selama dua puluh lima tahun ia telah mengalami Tuhan menggenapi aspek berkat jasmani janji-Nya digenapi. Namun aspek terpenting janji itu, inti rohaninya yaitu anak dan keturunan tetap tidak kunjung terwujud. Padahal kini usianya sudah mencapai sembilan puluh sembilan tahun. Tuhan tahu Abram membutuhkan peneguhan ulang. Maka untuk ke sekian kalinya Tuhan melakukan itu. Apabila sebelum ini Tuhan meneguhkan Abram melalui firman, alam dan upacara perjanjian kali ini Ia bahkan menampakkan diri kepada Abram. Ketika Abram takut usai berperang Tuhan menyatakan diri sebagai Perisai dan Pahala, kini dalam keadaan sudah uzur dan kondisi tubuh Abram telah lemah dan kandungan Sarah telah tertutup (Rm. 4:19) Tuhan menyatakan sifat dan kesanggupan-Nya dalam pemberian Nama-Nya: El-Shadai -- Allah yang Mahakuasa! Maka selain dimaksud untuk menguatkan iman Abram dan Sarah peneguhan perjanjian dan penyataan Nama Tuhan ini juga bertujuan membukakan hakikat terdalam perjanjian itu ialah bahwa Tuhan menjadi Allahnya Abram dan Allah keturunannya dan dengan demikian Abram dan seluruh kapasitas, potensi dan penyingkapan riwayat hidup dan keturunannya kelak adalah milik-Nya, ada di bawah kendali kehendak dan rencana-Nya. Maka seiring penyingkapan Nama Tuhan ini, nama Abram pun diubah menjadi Abraham -- dari Bapa agung menjadi Bapa bangsa-bangsa, sebab di dalam rencana Tuhan melalui Abraham untuk dunia memang akan ke luar selain bangsa-bangsa Arab, Edom, juga terutama keturunan Yakub, Israel, Mesias, Gereja antar bangsa-bangsa!
Semakin memegang janji Tuhan, semakin menjalani rencana-Nya, semakin mengalami penyingkapan demi penyingkapan berbagai sifat Tuhan, tidak mungkin tidak kita akan mengalami perubahan jatidiri, karakter, dan peran kita juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar