Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun. Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat; haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu. Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu. Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal. Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku." -- Kejadian 17:9-14
Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. -- Kolose 2:11-12
Ini adalah tanda ketiga yang Allah tetapkan sebagai meterai perjanjian. Yang pertama pelangi Nuh, sepenuhnya alami dan tepat untuk menandai kehendak Allah tentang keberlanjutan alam; yang kedua upacara tumpukan potongan binatang yang harus disediakan Abram yang menandai keseriusan ("sumpah mati") Allah untuk memelihara perjanjian-Nya dari pihak-Nya; kini yang ketiga adalah sunat. Tanda ini kini sepenuhnya menjadi tanggungjawab Abram untuk melakukannya baik kepada dirinya maupun kepada seluruh lelaki isi kemah kekerabatannya mulai dari usia delapan hari. Tanda ini berkaitan dengan janji Allah akan memberikan keturunan dan menjadikan mereka bangsa penerima-penerus berkat bagi dunia. Dikeratnya kulit khatan lelaki itu menjadi tanda seumur hidup yang tidak dapat dihapus selamanya bahwa mereka adalah benih kudus dan seterusnya menghasilkan benih-keturunan yang kudus, umat perjanjian, milik Allah.
Mari alihkan sejenak ke berbagai peristiwa sesudah penetapan sunat ini: pemberian taurat Musa menandai penetapan perilaku yang Tuhan inginkan bagi umat bersunat itu. Namun sunat dan taurat tidak mengubah hati manusia. Secara lahiriah mereka membawa tanda perjanjian dan memiliki standar perilaku yang jelas yang mencerminkan sifat dan kehendak Allah, tetapi masih dibutuhkan satu hal hakiki yang hanya rahmat anugerah TUHAN sendiri dapat melakukannya -- sunat hati, lahir baru, perubahan rohani yang dimungkinkan oleh hidup dan karya Yesus Kristus, yang kita alami dengan kita dibaptiskan ke dalam kematian dan kebangkitan Yesus Kristus.
Umat PL memiliki tanda lahiriah, umat PB memiliki realitas batiniah -- bersunat dan bertaurat tanpa pembaruan dalam Yesus Kristus adalah sia-sia; sejajar itu yang mengaku sudah di dalam Yesus Kristus apabila tanpa diikuti oleh tanda-tanda nyata kemilikan Allah dalam perilaku jasmani kesehariannya membatalkan sendiri pengakuannya. Kita umat PB yang bersunat hati harus memancarkan itu ke dalam perilaku keseharian kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar