Jumat, 10 Juni 2011

Doa & Memori yang Dikuduskan


Terpujilah TUHAN, sebab kasih setia-Nya ditunjukkan-Nya kepadaku dengan ajaib pada waktu kesesakan!
Mazmur 31:21

Sementara kita membaca Mazmur ini, kita belajar bagaimana bersikap dalam relasi doa. Pemazmur menantikan Allah. Mereka sama sekali tidak kehilangan harap dan keyakinan, dengan menduga bahwa Allah melupakan mereka. Sebaliknya mereka menanti dengan sabar, menopang iman mereka dengan merenungkan dan mengingatkan diri mereka tentang segala sesuatu menyangkut diri Allah: janji-Nya, kesanggupan-Nya, semua yang telah Ia lakukan untuk mereka di masa lalu; semua yang Ia janjikan akan buat di masa depan. Seringkali mereka memberitahu Allah apa yang pernah Ia buat untuk mereka, dan dengan melakukan itu mereka mengingat semua hal itu untuk diri mereka sendiri dan diyakinkan oleh ingatan tersebut. Seperti seorang berkata, “Iman harus memanfaatkan pengalaman dan membacakannya kepada Allah dari catatan ingatan yang dikuduskan.”

            Ingatlah bagaimana Daud bereaksi ketika Saul mengatakan bahwa ia hanya anak kecil dan tidak mungkin menghdapi Goliat. Ia mengingatkan dirinya dan berkata kepada Saul bagaimana singa dan beruang menyerang kawanan dombanya dan Allah telah melepaskan dia dari keduanya; Allah yang sama dan tak berubah dapat melepaskan dia kembali, jawabnya.

            Ketika kita susah hati, kita perlu mengingat apa yang kita tahu tentang Allah dan telah alami dari Allah, agar kita mendapat energi dan pengharapan baru. Penting kita menyimpan kenangan tentang perlakuan Allah yang penuh anugerah pada kita di masa lalu, dan menggunakan itu untuk menopang iman dan pengharapan kita sementara kita menanti kelepasan dan pertolongan untuk kini dengan sabar.

Apakah Anda memiliki kebiasaan membuat jurnal rohani – menuliskan apa yang Allah katakan dan lakukan untuk Anda?

Tuhan, dengan syukur aku ingat…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar