Rabu, 27 Juni 2012

Kebenaran Sejati


Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. - Matius 5:20
 

Para ahli Taurat dan orang Farisi menyegani, mempelajari, dan menguraikan Hukum Allah – atau begitulah yang mereka pikir. Para rabi zaman Yesus setuju bahwa dalam Perjanjian Lama ada 148 perintah serta 365 larangan. Angka-angka tadi menjelaskan kepada kita apa yang salah dengan mereka.  Mereka menganggap bahwa Hukum hanya mengurusi pola kelakuan, seperti peraturan lalu lintas atau buku aturan perindustrian, dan melaksanakannya tidak lain berarti menyesuaikan diri dengan pola dan peraturan lahiriah.

            Yesus menantang pengertian sempit itu. Ia membuang peraturan eksternal – yaitu kebenaran yang para pemimpin agama Yahudi praktikkan – dan menggantinya dengan kebenaran yang dari Roh sambil juga mengganti yang tertulis dan memulai dari hati sebelum ungkapannya dalam kehidupan nyata.

            Kebenaran semacam itu hanya dapat ditemukan dalam orang yang telah lahir baru. Yesus tidak menyatakan itu secara eksplisit di sini, tetapi akan menjadi jelas jika Anda membaca Khotbah di Bukit bahwa tidak ada seorang pun secara alami dapat memenuhi standar yang Ia bentangkan. Kebenaran yang Ia tuntut mencerminkan hati dan sifat Allah, dan perilaku sedemikian tidak dapat lahir dari hati serta sifat kita sendiri sampai kita lahir dari dan digerakkan oleh Roh Kudus. Jadi dalam Khotbah di Bukit (khususnya Mat. 5:21-48) Yesus bukan sekadar berkata, “Jangan buat ini, atau itu,” tetapi “Jadilah orang macam ini:” seorang baru, yang dijadikan baru oleh anugerah penyelamatan Allah.

Baca Matius 5 secara lambat dan melalui Roh izinkan ayat-ayat itu, menyelidik hati dan hidup Anda.

Tuhan, terima kasih bahwa aku adalah ciptaan baru dalam Kristus, yang diperbarui dalam hati untuk kehidupan yang benar. Tolong aku menjadi apa adanya aku dalam anugerah-Mu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar