Sabtu, 07 Desember 2013

Rindu Bersatu

Setiap pagi Ia (Tuhan ALLAH) mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. - Yesaya 50:4

Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana. - Markus 1:35'


Nubuat tentang "Hamba Allah" dari Yesaya itu sungguh digenapi dalam kehidupan Yesus Hamba Allah sejati-sempurna. Sang Firman yang dari-Nya berasal semua penyataan firman dalam Perjanjian Lama dan Baru, sendiri-Nya mendisiplin diri untuk mendengarkan Firman Bapa dan - seperti yang nyata dalam kisah pencobaan - menundukkan diri penuh kepada wibawa firman yang tertulis yaitu Sabda-Nya sendiri!

Ketika kita bangun di pagi hari, sadarkah kita bahwa Ia yang membangunkan kita? Apakah yang pertama terbersit dalam pikiran-perasaan-kehendak kita - apa / siapakah arah hati kita  - saat bangun pagi? Terdorongkah kita untuk bersekutu intim, menyembah dan bersyukur kepada-Nya sambil menyilakan Roh-Nya mempertajam telinga hati kita? Rindukah kita menghayati hadirat-Nya, bersatu dengan-Nya? Relakah kita sebagai pengikut Yesus menjadikan pola hidup-Nya menjadi pola hidup dan kebiasaan kita juga? Tidakkah kita lebih lagi perlu memulai hari dengan menaklukkan diri kepada kehendak-Nya dan menyerahkan diri penuh ke bawah kepemimpinan-Nya? Relakah kita menjadikan rencana dan kehendak-Nya mewujud dalam hidup kita dari pagi-sampai-malam-sampai-pagi lagi?

Allah, sambil kami menghirup nafas pertama kami tiap hari ketika kami bangun dari tidur, buatlah kami sadar bahwa Roh-Mu yang memberi kami hidup, membangunkan dan menopang kehidupan kami. Kiranya kami menggunakan tiap helaan nafas untuk memuji dan melayani-Mu dalam kasih. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar