Aku melihat Tuhan… tinggi dan menjulang,… Para Serafim berdiri di sebelah atas-Nya, masing-masing
mempunyai enam sayap; dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua sayap
dipakai untuk menutupi kaki mereka dan dua sayap dipakai untuk melayang-layang.
- Yesaya 6:1-2
Kebenaran
kedua tentang Allah, dan aspek kedua dari kekudusan-Nya, ialah kebesaran-Nya.
Visi ini melihat Allah “tinggi dan menjulang,” dengan serafim bersayap enam
melayang-layang menyembah di hadapan-Nya. Setiap deskripsi itu mengandung
pelajaran untuk kita.
Kita mulai dengan dua sayap yang
dipakai untuk menutup wajah para malaikat, sebagai gestur yang mengungkapkan
pembatasan diri yang penuh hormat dalam hadirat Allah: yaitu sikap untuk
berpada diri dan tidak mengintai ke hal yang tidak Allah bukakan tetapi hidup
hanya dengan apa yang telah ia katakan. Ketakjuban termasuk ketidaksediaan
untuk tidak mengambil satu langkah pun melampaui apa yang Alkitab katakan. Ketika
kita mencapai batas luar dari apa yang Alkitab katakan, tiba saatnya untuk kita
berhenti berargumen dan mulai menyembah.
Sepasang sayap dipakai menutupi kaki
para malaikat mengungkapkan sikap pengosongan
diri di hadirat Allah. Sikap itu juga satu aspek penyembahan sejati. Para penyembah sejati ingin menghapus diri mereka dari
pemandangan, tidak menarik perhatian ke diri mereka, supaya segenap pikiran dan
hati, mulai dari mereka, dapat berkonsentrasi tanpa gangguan pada Allah saja.
Unsur ketiga dalam postur malaikat
ialah masing-masing terbang atas dua sayap mereka bagaikan burung, siap untuk
pergi untuk Allah, untuk menjalani kehendak-Nya – begitu perintah-Nya
diberikan. Kesiagaan itu pun termasuk
unsur penyembahan sejati: kita mengakui kebesaran Allah dengan menempatkan diri
kita melayani Dia.
Tidak
hormat, penonjolan diri, dan tidak bertindak sering kali merusak penyembahan.
Apakah penyembahanku bercela karena hal-hal itu?
Tuhan, aku ingin melupakan diri sendiri,
berkonsentrasi pada-Mu, dan menyembah Dikau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar