Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang
hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa
yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan
tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? - Matius 6:25
Bacalah
kembali ucapan Yesus tentang kekhawatiran ini (Matius 6:24-35) dan catat alasan
yang ia berikan agar kita tidak khawatir dan mengapa tidak perlu khawatir.
Kekhawatiran menghancurkan kepekaan
tentang proporsi. Ketika kita khawatir tentang makanan dan pakaian, kita tidak
dapat menghargainya sebagai pemberian agung Allah yaitu hidup ini.
Kekhawatiran menghancurkan persepsi
rohani. Ketika kita diserap olehnya, kita tidak bisa peka akan nilai yang Allah
berikan kepada kita. Jika Ia memerhatikan burung, tidak dapatkah kita
menaruh percaya pada Bapa surgawi kita untuk menyediakan kebutuhan kita?
Berikutnya pertimbangan akal sehat.
Anda tak dapat mengubah situasi (Siapa dapat memperpanjang usia sejengkal saja
dengan berkhawatir?) (27); jadi apa gunanya khawatir?
Akhirnya – dan ini jepitannya –
selain tak mencapai apa pun, khawatir pun tidak perlu. Allah yang sama yang
memakaikan bunga dan rumput dengan keindahan pasti akan juga memberi pakaian,
makanan dan minuman yang diperlukan oleh anak-anak-Nya.
Yesus menyebut para murid “orang
yang beriman kecil,” ini menunjukkan bahwa khawatir keluar dari kurang / tidak
percaya. Jika kita sungguh percaya janji Allah dan relasi-Nya kepada kita
sebagai Bapa yang mengasihi, murah hati, perhatian, kita tidak mungkin penuh
dengan kekhawatiran. Sebaliknya kita akan mencari dulu Kerajaan-Nya (hidup
keselamatan, ketaatan, dan persekutuan) dan kebenaran-Nya (kehendak-Nya dalam
keseharian kita). Dengan begitu kita akan menjalani realitas hidup dalam
kesukaan iman akan pemeliharaan-Nya yang sempurna dan mencakup seisi dunia ini.
Apa
yang Anda khawatirkan kini?
Serahkan tiap kekhawatiran kepada Allah
dengan menyebutnya atau dengan tindakan simbolik lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar