Anda
seperti juga semua orang lain pasti ingin memiliki sukacita dalam hidup, bukan?
Pengkhotbah 12 memberikan petunjuk. Ia memberi tiga rahasia sukacita yang kelak
lebih penuh dinyatakan lagi dalam Perjanjian Baru. Untuk bersukacita, Anda
harus mengasihi diri sendiri, sesama, dan Allah. Kita tidak dapat mengasihi
sesama sebagaimana mestinya kecuali Anda telah belajar mengasihi diri sendiri;
mengasihi diri dengan tepat hanya bisa terjadi jika Anda telah belajar
mengasihi Allah; dan tidak mungkin mengasihi Allah kecuali Allah lebih dulu
mengasihi dan menaruh penilaian-Nya atas Anda sebagai orang yang telah Ia
ciptakan dan tebus dan jadikan anggota keluarga-Nya.
Jadi rahasia pertama sukacita ialah
mengasihi Allah. Hal itulah yang ditegaskan Pengkhotbah ketika mengatakan, “Ingatlah
Penciptamu pada masa mudamu.” Dengan kata lain: Sekarang ini, semasa Anda
memiliki tenaga dan kekuatan, bersungguhlah melayani Allah yang telah melakukan
dan memberi begitu banyak untuk memberkati Anda. Ada perubahan hidup yang terjadi sesudah
orang lanjut usia, tetapi alangkah sedih bila seseorang harus menjalani masa
tua dalam penyesalan bahwa ia tidak mengasihi Tuhan lebih awal supaya dapat
melayani Dia dengan energi kemudaannya. Dalam Perjanjian Lama dan Baru,
melayani Allah adalah bagian dari kasih kepada-Nya – takut kepada-Nya:
“Takutlah kepada Allah dan peganglah perintah-perintah-Nya” (13). Takut yang
dimaksud tidak ada hubungan dengan ketakutan. Takut adalah ungkapan kasih yang
memuja, menyembah, dan takjub, karena mengingat kebesaran Allah dan kekecilan
diri kita.
Umat Israel Perjanjian Lama
mengasihi Tuhan sebab Ia mengasihi mereka dan melepaskan mereka dari tawanan di
Mesir. Orang Kristen mengasihi Tuhan sebab Ia mengasihi mereka dan membebaskan
mereka dari tawanan dosa dan dari keabadian tanpa Allah yang tanpa Dia semua
kita menuju ke akhir celaka itu.
Tuhan, tunjukkanku hari lepas hari apa arti
mengasihi-Mu dengan segenap hati, jiwa, akal budi, dan kekuatan (Mrk. 12:30).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar