Tetapi seorang dari pada Serafim itu terbang
mendapatkan aku; di tangannya ada bara, yang diambilnya dengan sepit dari atas
mezbah. Ia menyentuhkannya kepada mulutku serta berkata: "Lihat, ini telah
menyentuh bibirmu, maka kesalahanmu telah dihapus dan dosamu telah
diampuni."
Yesaya 6:6-7
Kebenaran
kelima tentang Allah, dan gugus sifat terakhir dalam totalitas kekudusan-Nya,
adalah kemurahan-Nya – kemurah-hatian yang memurnikan, membersihkan Yesaya
ketika ia mengaku dosanya. Mezbah adalah tempat pemberian kurban dan bara itu
menggambarkan aplikasi kurban. Dalam Perjanjian Baru, hal itu menunjuk ke
aplikasi darah Yesus Kristus yang tercurah untuk hati nurani yang bersalah.
Aplikasi awal ditujukan ke tempat-tempat di mana nyeri rasa bersalah yang
disadari paling terasa. Yesaya sangat merasakan dosa-dosanya dalam berbicara,
karena itu bibirnya yang secara khusus disentuh. Tetapi sebagaimana kesadaran
sejati akan dosa menyangkut baik keberdosaan secara umum maupun perssbuatan
salah khusus, demikian juga ucapan malaikat berarti bahwa dosa Yesaya, yang ia
tahu dan yang tidak, ditebus (harfiah berarti disingkirkan dari pemandangan
Allah).
Yang berinisiatif di sini ialah
Allah, sebagaimana selalu demikian ketika orang menyadari anugerah-Nya. P. T.
Forsyth sering menegaskan bahwa bentuk paling sederhana, pasti, agung dari
sifat Allah ialah kasih kudus-Nya;
kemurahan yang menyelamatkan kita dari dosa kita, bukan dengan mengabaikannya
tetapi dengan menghukumnya dalam pribadi Kristus dan melaluinya membenarkan
kita secara benar dan adil. Yesaya pasti menyetujui itu. Kemurahan bertindak melalui
pengaturan, penerimaan, dan penerapan kurban penyelamatan. Hal menakjubkan itu
hampir-hampir tak mungkin dapat dipercaya. Terdengar terlalu baik untuk dapat
sungguh terjadi. Tetapi itu sungguh suatu kebenaran terdalam.
Berdoalah untuk kesempatan berbicara / bertindak kepada
seorang yang memerlukan kemurahan Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar