Yang
lemah lembut ialah orang yang tahu bahwa mereka miskin rohani, telah belajar
dengan jujur dan dari hati,menyesali semua hal yang bersifat
lebih rendah daripada manusia yang di dalamnya mereka pernah terlibat sebagai
orang yang tersesat dalam dunia ini, dan kini dalam kerendahan hati hanya
menginginkan kehendak Allah semata. Musa adalah orang paling lembut hati (Bil.
12:3). Kelembutan hatinya terungkap dalam penerimaannya atas apa yang Allah
tetapkan, termasuk pertengkaran tanpa akhir dengan umat keras kepala dan
mengecewakan yang ia coba pimpin dari Mesir ke Kanaan, termasuk juga,
barangkali kekecewaan dirinya tidak diizinkan masuk Kanaan.
Musa seorang yang bertemperamen
berapi-api – ini yang membuat ia gagal dalam satu peristiwa di padang gurun –
namun meski Allah berkata “Musa, untuk mengajar seisi dunia betapa berat
konsekuensi dosa, Aku tidak akan mengizinkan engkau masuk ke tanah itu; umat
akan masuk, tetapi engkau tidak; Musa tidak memrotes Allah dengan mengutuk;
tetapi dengan diam, sedih, tanpa mengeluh ia menerima apa yang diputuskan Itulah
kelemah-lembutan. Itu berarti menerima, apa saja yang datang,
karena tahu bahwa semua datang dari tangan Allah yang mengatur segala sesuatu.
Apa yang Ia kirim, kita terima dengan iman, meski hal itu menyakiti, karena
tahu bahwa keputusan-Nya adalah demi kebaikan kita dan orang lain.
Mereka yang lembut – sedia melepas
hak mereka di dunia ini, jika Allah memintanya – akan mewarisi bumi; mereka
akan dibuat luar biasa kaya di masa depan. Yesus bicara tentang kekayaan surga
lebih dari kekayaan dunia, menggemakan Mazmur 37:11; tentang mewarisi bumi.
Kemurahan di bumi yang dicanangkan dalam Perjanjian Lama kerap diubah menjadi surgawi
dalam Perjanjian Baru.
Kelemahlembutan
bukan kelemahan; sikap itu terdiri dari kesediaan menerima apa yang Allah kirim
– dan sikap ini menuntut orang memohon Allah memberi kekuatan untuk
menerimanya.tanpa keluhan.
Adakah hal yang saya perlu terima dan
berhenti menolak?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar