Kamis, 02 Agustus 2018

Dalam Kebenaran

Janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." -- Matius 6:31-34; 7:9-11


"Sembahlah Allah dalam roh dan dalam kebenaran."  Dalam kebenaran, misalnya, ketika Anda berkata, "Dikuduskanlah Nama-Mu"; Apakah Anda sungguh berhasrat bahwa Nama Allah sungguh dikudus-tinggikan melalui perbuatan hidup orang lain dan diri Anda sendiri juga? Waktu Anda berdoa, "Datanglah Kerajaan-Mu"; apakah Anda sungguh merindukan datang mewujudnya Kerajaan Allah? Apakah Anda berharap menjadi kediaman dari Roh Allah, dan bukan kediaman dosa? Atau Anda lebih ingin hidup dalam dosa? Ketika Anda berkata, "Jadilah kehendak-Mu"; bukankah Anda lebih berusaha memenuhi keinginan sendiri ketimbang kehendak Tuhan? Ya, tidak? Waktu Anda memohon, "Berikanlah kami hari ini makanan kami secukupnya"; bukankah dalam hati Anda malah berkata seperti ini: "Saya tidak perlu meminta ini dari-Mu -- saya punya lebih dari cukup tanpa perlu meminta kepada-Mu, biar orang miskin saja yang berdoa semacam ini." Atau, bukankah kita dengan serakah meminta lebih, dan tidak pernah puas dengan sedikit atau dengan apa yang telah Tuhan karuniakan kepada kita? Kita tidak mengucap syukur  atas apa yang kita miliki sebagaimana seharusnya yang Tuhan mau bagi kita.
(St. John of Kronstadt, My Life in Christ, B#61, p. 3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar