Kamis, 23 Agustus 2018

Inti dari Syafaat

Langkah pertama syafaat adalah melakukan "tindakan" tegas bersatu dengan arus kasih dan kuasa Allah, yang mengalir keluar tanpa henti dari hati-Nya dan kembali kepada diri-Nya lagi.
Membuat usaha sadar menyatukan kehendak dan hati kita dengan sungai kasih Allah yang mengalir terus menerus itu akan memberi kita energi yang tenang. Dengan menyadari bahwa kasih Allah mengalir melalui kita dan memakai kita sambil ia mengalir, semua ketegangan yang sifatnya alami semata akan lenyap. Jika penderitaan datang pada kita sementara kita bersyafaat, kita harus menerimanya, dan tetap berserah dengan tenang kepada Allah demi maksud-Nya. Jika kita mengalami kesukaran untuk "maju terus,"  sebaiknya kita menyelidiki hati apakah kita sedang mengupayakan agar Allah memberkati kita karena kita berusaha memuliakan Dia, ketimbang agar kita bersatu dengan kasih-Nya. "Karya terbesar yang dihasilkan oleh doa, bukan terjadi karena usaha manusia tetapi oleh kepercayaan manusia akan upaya Allah." Dalam doa semacam ini kita bersatu dengan kehidupan Allah terdalam, berbagian dalam karya-Nya. 
Hakikat dan inti dari syafaat adalah persembahan diri. Semakin dalam penyerahan kita kepada Allah, semakin sejati dan berkuasa doa syafaat kita. Doa syafaat sesungguhnya adalah prinsip dasar dari menjadi manusia, ia mengungkapkan hakikat kebersamaan komunitas manusia, dan ia mengungkapkan insting untuk memberi sampai ke kondisi pengorbanan yang merupakan unsur terdalam dari hakikat kita, dan digenapi sepenuhnya sekali untuk selamanya oleh Kristus di salib... Syafaat tersebut mencakup seluruh dunia, semua dosa kita, kekejaman dan kesengsaraan manusia, semua kengerian peperangan, semua keluh kesah orang yang terpenjara dan tertawan, kesengsaraan orang yang ditindas dan dibuang, keputusasaan semua orang yang jauh dari Allah. "Doa syafaat Kristen adalah penyempurnaan dan ungkapan dari pemberian diri." Kita mempersembahkan kasih kita yang papa dan tidak sempurna kepada Allah untuk menjadi saluran dari kasih-Nya yang sempurna dan menyelamatkan.  Kta mempersembahkan diri kita menjadi jalan yang melaluinya Allah akan menjangkau, menyelamatkan dan memberkati dunia ini.
(Olive Wyon, The School of Prayer, SCM Press, 1943, p. 115)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar