Rabu, 29 Agustus 2012

Penyataan - Lisan dan Pribadi


Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka. Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya. - Ibrani 13:7-8

 
Menerima penyataan Allah bukan semata soal duduk dan belajar doktrin. Tidak ada teolog modern yang dapat menegaskan hal itu lebih tegas daripada penulis Ibrani pasal 11 bahwa iman bukan ortodoksi belaka tetapi menaruh percaya secara eksistensial kepada Allah yang hidup. Bahkan, sebagaimana Ibrani 11:7-8, 11, 13 perlihatkan, percaya demikian hanya mungkin atas dasar komunikasi lisan dari Allah – yaitu perintah dan janji ilahi – yang dikenali sebagai datang dari Allah.

            Kepercayaan bahwa penyataan berhakikatkan komunikasi lisan dari surga tidak menentang identifikasi Perjanjian Baru tentang Yesus sebagai Firman Allah (Yoh. 1:1-14) yang menyatakan Bapa (Yoh. 1:18; 14:9). Bila ada yang mengeluarkan pendapat berbeda (memang ada yang berpendapat begitu) berarti berpendapat bahwa karena “Flying Scotsman” adalah nama lokomotif, nama itu tidak bisa juga menjadi nama sebuah kereta api. “Firman” (logos) menekankan ungkapan pemikiran dalam berpikir dan berbicara. Anak Allah disebut Firman karena dalam Dia pikiran, sifat, dan rencana Allah terungkap penuh. Penyataan Allah disebut juga Firman sebab ia merupakan ungkapan lisan berbentuk pemikiran yang mengandung Allah sebagai subyek dan sumbernya. Kata lisan memberi kesaksian kepada Firman pribadi dan memampukan kita untuk mengenal Firman pribadi sebagaimana adanya Ia, yang tidak mungkin terjadi dengan cara lain.

            Meskipun Ibrani mulai dengan memuliakan Anak Allah sebagai gambaran sempurna dari Bapa-Nya, tiga kali dari empat ungkapan “firman Allah” dipakai bukan untuk menekankan Kristus tetapi pesan ilahi tentang Dia (Ibr. 1:3; 4:12; 6:5; 13:7).

Pelajari semua rujukan kepada Firman Allah dalam surat Ibrani.

Bapa, atas semua arti Firman Allah – aku berterima kasih dengan segenap hatiku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar