Senin, 31 Oktober 2016

Carilah Tuhan selalu


Bersyukurlah kepada TUHAN, serukanlah nama-Nya, perkenalkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa!   Bernyanyilah bagi-Nya, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib! Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN! Carilah TUHAN dan kekuatan-Nya, carilah wajah-Nya selalu! Ingatlah perbuatan-perbuatan ajaib yang dilakukan-Nya, mujizat-mujizat-Nya dan penghukuman-penghukuman yang diucapkan-Nya, hai anak cucu Abraham, hamba-Nya... -- Mazmur 105:1-6

Pada suatu kali Yesus sedang berdoa di salah satu tempat. Ketika Ia berhenti berdoa, berkatalah seorang dari murid-murid-Nya kepada-Nya: "Tuhan, ajarlah kami berdoa, -- Lukas 11:1 

Kami datang ke hadapan takhta anugerah-Mu, o Tuhan, dengan rendah hati dan sungguh kami mencari kenyataan penuh diri-Mu, ya Allah Perjanjian dan Penghakiman. Sebab, tanpa Engkau kami tidak lain debu belaka. Diamkan hati dan pikiran kami agar kami boleh mendengar Engkau sampai ke sumsum kami, menyadari bahwa segala sesuatu ada di bawah kedaulatan-Mu. Amin.

Jumat, 28 Oktober 2016

Setia sampai Akhir

Beginilah firman TUHAN: Aku teringat kepada kasihmu pada masa mudamu, kepada cintamu pada waktu engkau menjadi pengantin, bagaimana engkau mengikuti Aku di padang gurun, di negeri yang tiada tetaburannya. -- Yeremia 2:2
Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. -- Ibrani 10:23 
Sementara hari dan tahun menuju ke akhir, tolong kami Tuhan, untuk tidak menjadi lelah dan lemah. Kiranya semangat kami untuk-Mu dan kerajaan-Mu tidak mengering. Perbarui kami hari lepas hari dengan kuat dan kuasa Roh-Mu sampai ke akhir perlombaan iman. Amin

Kamis, 27 Oktober 2016

Menghidupi Hak Keanakan

Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" -- Yesaya 40:27
Orang yang menerima Dia dan percaya kepada-Nya; mereka diberi-Nya hak (dan kuasa) menjadi anak Allah -- Yohanes 1:12

Kami menyembah Engkau ya Tuhan Allah Mahamulia, bersyukur karena anugerah-Mu yang ajaib. Dalam Yesus Engkau mengeluarkan kami yang sungguh percaya dari segala bentuk perbudakan dan mengangkat kami ke posisi dan hak anak-anak yang Kau kasihi. Mohon Roh-Mu menyaksikan ke dalam roh kami bahwa kami sungguh anak-Mu, mengingatkan kami dalam keseharian untuk mempraktikkan hak dan kuasa keanakan kami ini dalam pikiran, perasaan, sikap, dan tindakan nyata kami. Dalam nama Yesus kami tolak mentalitas budak dosa, keraguan, kekhawatiran, keluh-kesah, sungutan, putus asa... Sebagai orang percaya kami ingin hidup sebagai anak-Mu dan tidak bergantung pada keadaan sementara dunia ini, beda dari kebiasaan orang zaman yang akan binasa. Amin.

Rabu, 26 Oktober 2016

Mengeluh, Wajarkah?

Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku tersembunyi dari TUHAN, dan hakku tidak diperhatikan Allahku?" -- Yesaya 40:27

Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik (hak) yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. -- Filipi 2:5-7

Mengeluh, menggerutu, menyesali, adalah karakteristik Israel sejak awal kehidupan mereka sebagai bangsa. Mengeluh tidak ada bawang Mesir, menggerutu ketika dikejar tentara Mesir, menyesali tidak ada air, sampai ujungnya menyalahkan Tuhan sendiri dalam kemunduran hidup pra-pembuangan. Menurut kebanyakan kita ini hal biasa, bukan hal besar bukan? Mengeluh, menggerutu, menyesali itu asesoris hidup yang perlu, begitu? Mengapa sampai Allah menegur jika mengeluh itu jamak? Apa yang salah jika kita mengeluh hak kita tidak diperhatikan Allah? Berhakkah kita bicara tentang hak di hadapan Allah, Pencipta yang Mahakudus? Padahal meski Israel bani kecil tak berarti, dan kita manusia berdosa tak layak, tetapi toh Ia menyatakan diri sebagai Tuhan bagi kita, menempatkan kita dalam ikatan perjanjian dengan segala hak keanakan yang penuh! Mengapa masih mengeluh? Mengapa tidak menempatkan kondisi bumiah sementara ini dalam perspektif sifat dan rencana kekal TUHAN Allah? Mengeluh itu bukan asesoris hidup, melainkan cerminan atau ungkapan dari sesuatu yang sakit di dasar kedalaman kita: hati yang meragukan kasih, kebaikan, rahmat YHWH (Tuhan perjanjian) dan hikmat, rancangan, kekuasaan Elohim (Allah Mahakuasa). Jika Tuhan sudah menyatakan diri-Nya, nama-Nya, kuasa-Nya, perbuatan ajaib-Nya dengan begitu melimpah, masih juga kita mengeluh... apa artinya ini? Ada apa dengan hubungan pengenalan kita akan TUHAN Allah?!!!

Ya TUHAN-ku, o Allah-ku, tolong aku berakar sehat, bertumbuh subur dalam pengenalan dan hubungan dengan-Mu hari lepas hari, sanggupkan aku untuk bersyukur. Amin. 

Selasa, 25 Oktober 2016

Deisme & Sekularisme

TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. -- Mazmur 1:6
Mengapakah engkau berkata demikian, hai Yakub, dan berkata begini, hai Israel: "Hidupku (harfiah: Jalanku) tersembunyi dari TUHAN (YHWH), dan hakku tidak diperhatikan Allah (Elohim)-ku?" -- Yesaya 40:27

Ada dua pertanyaan yang Tuhan sampaikan di sini. Yang pertama dihubungkan dengan nama perjanjian-Nya -- YHWH; yang kedua dihubungkan dengan Ia sebagai Elohim, Allah semesta yang Mahakuasa. Kesalahan yang dipertanyakan adalah: pertama terhadap Yakub dan kedua terhadap Israel. Yakub menganggap jalan-jalannya tersembunyi dari Tuhan Perjanjian. Kita mengetahui bahwa sejak ke luar dari kandungan Ribka, sudah terlihat kecenderungan hidup Yakub seterusnya: berusaha merampas, menipu, mengandalkan taktik dan strategi sendiri, "controlling" seakan Tuhan tidak tahu, tidak peduli, tidak terlibat. Deisme dan sekularisme adalah sebab dan akibat. Apabila kita menganggap Allah tidak terlibat, tidak mengendali, tidak hadir penuh dalam realitas, maka jamaklah apabila kita hidup seakan Ia tidak ada, tidak penting, tidak ambil pusing. Ada banyak orang yang terkesan sangat religius, tetapi sepanjang kehidupannya penuh dengan kongkalikong, tipu, TST, pengandalan diri,... yang hanya menelanjangi bahwa sebenarnya yang bersangkutan tidak mengenal Tuhan Perjanjian, YHWH. Untuk terhindar dari jalan hidup Yakub ini, mari kita biasakan hidup dalam doa, bertanya-tanya apakah setiap sikap dan tindak kita sungguh merupakan realisasi dari kehadiran dan tindakan Tuhan, serasi dengan jalan yang Tuhan kehendaki dalam Alkitab. 

Jumat, 21 Oktober 2016

Kasih Setia-Mu kekal selamanya

TUHAN akan menyelesaikannya bagiku! Ya TUHAN, kasih setia-Mu [kekal] untuk selama-lamanya; janganlah Kautinggalkan perbuatan tangan-Mu! -- Mazmur 138:8
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. -- Efesus 2:10
Kristus, Engkau adalah Pokok Anggur dan kami adalah carang-carangnya; lepas dari-Mu kami tidak dapat menghasilkan buah yang baik dan kekal. O Sumber kebaikan, tolong kami tetap terkoneksi dengan-Mu, supaya kami berkelanjutan menghasilkan buah yang menyaksikan perbuatan benar-Mu. Amin. 

Kamis, 20 Oktober 2016

Ajaibnya Boleh Berbagian dalam Karya Allah

TUHAN adalah Allah yang besar, dan Raja yang besar mengatasi segala allah. Bagian-bagian bumi yang paling dalam ada di tangan-Nya, puncak gunung-gunungpun kepunyaan-Nya. Kepunyaan-Nya laut, Dialah yang menjadikannya, dan darat, tangan-Nyalah yang membentuknya. Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita. Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. -- Mazmur 85:3-7
Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. -- Kisah Rasul 17:24-25
Pencipta, tidak dibuat dan tidak bergantung pada buatan tangan manusia, betapa diberkati kami bahwa Engkau menganggap kami bernilai melebihi kenyataan kami yang debu adanya? Pemelihara, tidak membutuhkan apa pun untuk kesempurnaan-Mu melainkan Engkaulah menjadi sumber dari segala yang baik, indah, menakjubkan dalam realitas hidup, betapa dimuliakannya kami boleh mengenal dan menyembah-Mu dalam Yesus Kristus. Perencana dan Pengerja mahaagung, betapa terhormat kami boleh diikutsertakan dalam pembangunan gereja-Mu dan pewujudan kerajaan-Mu di bumi ini. Bapa yang mulia, betapa dahsyat kemuliaan-Mu, betapa ajaib karya-karya-Mu, kami takjub akan kasih-Mu yang tak berbatas dan kehormatan tak terhingga yang Kau layakkan bagi kami. Halleluyah. Amin. 

Rabu, 19 Oktober 2016

Theisme

Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah: siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satupun tiada yang tak hadir, oleh sebab Ia maha kuasa dan maha kuat. -- Yesaya 40:25-26
Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-Nya atas mereka. -- Kolose 2:15

Sadar atau tidak, aktif atau pasif,  kita terancam dipengaruhi oleh dua paham tentang realitas yang tidak sesuai dengan ajaran Alkitab. Yang pertama, sebagai orang timur kita dipengaruhi oleh paham pan-teis/pan-en-teis, yaitu anggapan bahwa segala sesuatu ilahi adanya, atau ada di dalam yang ilahi. Misalnya, berbagai kepercayaan takhayul seperti: * ramalan bintang, * hongshui, * hari/tanggal/angka entah baik atau sial, atau kepercayaan mistis naturalis tentang pengaruh batu-batu mineral kepada kepribadian dan keberuntungan, dlsb. Yang kedua, sebagai orang berilmu dan tahu sains, oleh pengaruh de-isme, yaitu anggapan bahwa Tuhan hanya melakukan tindakan penciptaan dan intervensi-intervensi tertentu ke dalam realitas, selebihnya alam semesta dan manusia berjalan sendiri tanpa keterlibatan Tuhan. Berbeda dari kedua paham itu, Alkitab menyaksikan kebenaran yang disebut sebagai theisme (dari kata theos = Tuhan), yaitu bahwa Tuhan mencipta, memelihara, menopang, mengendali segala yang ada dalam kasih dan kuasa-Nya. Ia tidak identik dengan alam, maka alam tidak boleh disembah atau dianggap sebagai pengaruh berkekuatan ilahi pada hidup kita; juga alam dapat dipelajari dalam ilmu dan dikelola melalui sains yang manusia kembangkan. Juga, Ia bukan Tuhan yang jauh yang menarik diri dalam istirahat surgawi-Nya, dan manusia harus berusaha sendiri menguasai realitas. Orang Kristen percaya bahwa Tuhan adalah pemelihara berdaulat atas segala sesuatu, maka pekerjaan, kehidupan berkeluarga, persahabatan, rencana, kesehatan, keilmuan, penggunaan sains/teknologi, rekreasi, pelayanan... seluruh segi kehidupan, kita hidupi dalam doa dan bakti yang bernafaskan iman-harap-kasih di dalam Tuhan. Amin. 

Senin, 17 Oktober 2016

Panglima Bala Tentara Semesta

Pandanglah ke langit, dan perhatikanlah! Siapakah yang menciptakan [bintang-bintang]? Dia yang mengatur mereka seperti pasukan, Ia tahu jumlah mereka semua, dan memanggil masing-masing dengan namanya. Tak ada satu pun yang hilang, karena besarnya kuasa TUHAN! -- Yesaya 40:26 (BIS)
Siapa yang masuk melalui pintu, ia adalah gembala domba. Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar... Akulah gembala yang baik dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku  -- Yohanes 10:2-3, 14

Yesaya ini mengingatkan saya pengalaman sekitar 10 tahun yang lalu di sebuah Camp Site yang terletak di tepi hutan. Pada suatu malam listrik padam dan kami semua ke luar dari ruang ke alam terbuka. Kami menatap ke langit, luar biasa indahnya. Tanpa cahaya buatan manusia, tak terhitung banyaknya benda-benda langit tampak jelas memancarkan gemerlap cahaya mereka menghiasi langit. Langit seakan beludru ditaburi dengan banyak sekali berlian berbagai ukuran. Apa yang tampak dengan mata telanjang itu apabila diteropong dengan teleskop Hubble akan jauh lebih dahsyat lagi. Yesaya mengatakan bahwa milyar kali milyar planet, satelit, komet, meteor, tata surya, rasi bintang, galaksi, itu adalah barisan pasukan-pasukan yang dikomandoi oleh Tuhan Pencipta. Bayangkan ketika satu per satu benda langit terlihat di langit malam, kata Yesaya ini, itu karena Allah memanggil nama mereka satu per satu, dan satu per satu mereka hadir. Tidak satupun yang absen karena ada kendali dan penyelenggaraan Tuhan. Ada baiknya kita ikuti anjuran ayat ini nanti malam. Padamkan lampu rumah, saksikan berbagai benda langit -- rasi bintang, komet,...sambil membayangkan nas Yesaya ini bahwa itu semua barisan-barisan pasukan tentara langit yang siap-siaga mengikuti aba-aba TUHAN Panglima semesta alam. Dalam pelayanan dan dunia kerja, semua kita perlu ketakjuban baru, peneguhan baru tentang kebesaran Allah, penyingkapan baru untuk visi-misi hidup dan pelayanan kita, kesadaran baru tentang makna kita. Yohanes mencatat ucapan Yesus yang senada dengan Yesaya, Ia Gembala yang baik memanggil dan memelihara kita satu per satu dengan nama masing-masing. Luar biasa! Bukan saja nama bintang Ia ketahui, nama kita orang per orang Ia kenal. Ia sayang setiap kita, setiap kita ada di bawah perintah dan pemeliharaan-Nya, setiap kita dianugerahi hidup yang bermakna. O Ajaib Dikau Tuhan, terima kasih. Engkau Panglima Bala Tentara langit, juga adalah Gembala kehidupan kami. Amin.

Sabtu, 15 Oktober 2016

Allah Mahakudus

Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus. -- Yesaya 40:25
Saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. -- Roma 12;1-2

Allah tidak tersamakan, tertandingi, terbandingkan -- mengapa? Karena Ia Mahabesar, Mahakuasa, Mahaberdaulat,...? Ya, memang, namun kini Yesaya menegaskan karena Ia Mahakudus! Kudus (Ibr.: kadosh) berarti terpisah, khusus dalam kemurnian-Nya. Perkakas Bait dikhususkan untuk peribadahan, maka menjadi kudus; melebihi itu, Allah kudus adanya karena hakikat-Nya murni, kudus, maka Ia tanpa bandingan dan tandingan. Bahwa Ia memutuskan untuk mencipta manusia yang dapat menjadi gambar-Nya, dan oleh penyelamatan-Nya manusia boleh bersekutu dengan-Nya, sungguh tak terselami kekudusan kasih Allah itu! Maka mengkhususkan setengah jam tiap hari untuk ibadah pribadi, mengkhususkan dua jam dalam ibadah Minggu dengan hati, tubuh hadir penuh menghadap-Nya tanpa tercabang/terpecah oleh gadget, urusan, dll., mengkhususkan uang, tenaga, perhatian sebagai bagian dari "persembahan yang hidup, kudus, berkenan" kepada Allah, sesungguhnya adalah hormat dan syukur yang sepatutnya kita berikan bagi Dia yang Mahakudus!

1. Bagaimanakah kekudusan Allah dinyatakan?
2. Bagaimana semestinya saya memahami "kudus"?
3. Bagaimana saya melihat kekudusan Allah dalam perintah dan janji firman-Nya?
4. Apa saja yang tidak sepadan dengan kekudusan Allah dalam bagaimana kita beribadah di gereja?
5. Apa implikasi praktisnya bila saya ingin dilihat kudus dalam keseharian saya oleh Tuhan?
6. Bagaimana saya memahami peran saya untuk kudus dalam perintah dan janji firman-Nya, dan dalam karya Kristus serta operasi Roh Kudus?

Jumat, 14 Oktober 2016

Allah yang Sejati

Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung -- Yesaya 42:8
Sebab sungguhpun ada apa yang disebut "allah", baik di sorga, maupun di bumi--dan memang benar ada banyak "allah" dan banyak "tuhan" yang demikian -- namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu dan yang untuk Dia kita hidup, dan satu Tuhan saja, yaitu Yesus Kristus, yang oleh-Nya segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. -- 1 Korintus 8:5-6
Kami akui dan syukuri karena penyataan firman-Mu, o TUHAN Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, Engkaulah "Aku Ada" yang Agung. Engkaulah Alfa dan Omega, yang awal dan yang akhir. Engkaulah Pencipta, sumber dan penopang kehidupan dan Allah yang Esa tak tertandingi dan tak terbandingkan. Kami memuji-menyembah-meninggikan Engkau saja -- tolong kami untuk setia memuliakan-Mu sepanjang kehidupan kami. Amin.

Kamis, 13 Oktober 2016

Utamakan Allah Saja

Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, -- Keluaran 20:3-5
Dengan siapa hendak kamu samakan Aku, seakan-akan Aku seperti dia? firman Yang Mahakudus.  -- Yesaya 40:25

Dosa penyembahan palsu, penyembahan berhala adalah sesuatu yang jahat dan sekaligus bodoh. Selain menghina Allah, juga merusakkan diri sang penyembah sendiri. Ada berbagai wujud dan langkah dari penyembahan berhala yang harus kita waspadai. Pertama adalah sesuatu yang bukan Allah kita anggap seakan Allah. Ini tidak saja mengancam umat zaman dulu, tetap saja menggoda kita di zaman modern meski tentu bentuknya ikut dipoles jadi modern juga. Intinya hal-hal seperti kuasa, harta, nama, pengaruh, paras, alam, dlsb. kita puja, upayakan, pertahankan seakan hal itulah yang utama, segala-galanya, yang memberi kita makna dalam kehidupan ini. Ini jelas bodoh, sebab semua itu jelas bukan Allah tetapi kita sendiri yang memberinya status dan makna sedemikian penting bagi hidup kita. Yang kedua adalah jahat, sebab pada gilir berikutnya penyembahan berhala membuat Allah sejati seakan hal yang kita sembah itu, seakan Allah bisa kita atur semau kita. Itu sebabnya penyembahan, doa, keagamaan kita kerap dicemari oleh upaya menjadikan Allah seakan pesuruh kita! Jelas ini bukan hanya bodoh, tetapi suatu penghinaan yang jahat terhadap Allah. Maka kita perlu dari waktu ke waktu memohon Roh-Nya menyelidik hati dan memeriksa kehidupan kita. Agar tidak terjadi dua sifat berhala ini dalam keseharian kita, dan keagamaan kita. Dengan mengambil langkah praktis menyerahkan hal-hal yang kita anggap penting bahkan segenap kehidupan kita untuk dikendali-Nya, kita boleh luput dari dosa berhala ini.

Selasa, 11 Oktober 2016

Kendali Tuhan Sempurna

Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal. Bumi goncang karena murka-Nya, dan bangsa-bangsa tidak tahan akan geram-Nya. -- Yeremia 10:10
Penguasa yang satu-satunya dan yang penuh bahagia, Raja di atas segala raja dan Tuan di atas segala tuan. Dialah satu-satunya yang tidak takluk kepada maut, bersemayam dalam terang yang tak terhampiri. Seorangpun tak pernah melihat Dia dan memang manusia tidak dapat melihat Dia. Bagi-Nyalah hormat dan kuasa yang kekal! Amin. 1 Timotius 6:15–16
Raja yang kekal, kami bersyukur boleh menyebut dan mengenal-Mu sebagai Bapa dan Sahabat; namun sejatinya Engkau melampaui imajinasi kami dalam kuasa dan kemuliaan-Mu . Kami sadar Engkau adalah sumber dari setiap berkat dalam segenap segi kehidupan kami, Engkau bahkan mengendali segala kejadian dalam alam dan dunia manusia seturut sifat-Mu yang kasih, adil, hikmat dan kuasa; kendati demikian kadang kami berkata "aku percaya, tolong aku yang tidak pecaya!" Dalam kekhawatiran dan kebimbangan kami, bimbinglah kami kepada iman yang lebih mengakar teguh. Singkirkan keraguan dan teguhkan kami dengan tangan kausa-Mu. Amin.

Jumat, 07 Oktober 2016

Agar Bernilai Kekal

Baru saja mereka ditanam, baru saja mereka ditaburkan, baru saja cangkok mereka berakar di dalam tanah, sudah juga Ia meniup kepada mereka, sehingga mereka kering dan diterbangkan oleh badai seperti jerami. -- Yesaya 40"24
Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu, 
sehingga oleh imanmu Kristus diam di dalam hatimu dan kamu berakar serta berdasar di dalam kasih. -- Efesus 3:16-17
Tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus. Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami, sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. -- 1 Korintus 3:11-13

Adalah bijak dari waktu ke waktu kita memikirkan secara mendalam apakah hidup san karya / pelayanan kita sungguh dibangun berdasarkan kasih Kristus sehingga bernilai seperti emas, atau lain dari itu dan menjadi bagaikan jerami yang akan habis lenyap dalam pengujian Tuhan:
1. Hal / cara apa saja telah keliru kita  tanam dalam kehidupan kita?
2. Apa yang akan menolong saya lebih berakar dalam Kristus?
3. Karya apa yang telah kita lakukan yang terkesan kuat, menetap dan baik. tetapi kemudian ternyata jerami saja?
4. Hal apa membuat kita kering? Hal apa bisa merupakan hembusan angin yang menguji ketahanan hidup dan karya kita?
5. Apa yang akan menyebabkan perbedaan antara kesukaran menyebabkan kita layu atau menyebabkan akar-akar kita menggali sumber Tuhan lebih dalam?
6. Sebagai keluarga dan sebagai sesama jemaat -- apa yang perlu agar kita boleh mengakar lebih dalam ke dalam kebenaran dan karya Tuhan?
7. Dalam posisi gerejawi kita, apa yang utama kita perlu lakukan agar membawa pengaruh terbentuknya hidup dan karya bernilai kekal dalam sesama seiman kita?

Kamis, 06 Oktober 2016

Bobot Sejati

Dia yang membuat pembesar-pembesar (harfiah: orang berbobot) menjadi tidak ada dan yang menjadikan hakim-hakim dunia sia-sia saja! -- Yesaya 40:23
Dia menggulingkan dan melantik penguasa. -- Daniel 2:21 (BIS)

Agaknya, semua orang tidak pandang suku atau ras cenderung menganggaporang ber-bobot entah karena harta, pendidikan, atau kedudukannya. Yesaya mengingatkan umat Tuhan untuk memandang bobot manusia dalam terang berat (kabod -- ay. 5) kemuliaan Tuhan! Demikian juga untuk menilai mereka yang memutuskan kebenaran di hadapan keadilan Tuhan! Tuhan mengangkat para orang berbobot, Ia juga meniadakan mereka. Benar-benar ditiadakan, dihapuskan -- ingat saja Firaun, Nebukadnezar, Hitler, Stalin, Mao Tze Dong... dijadikan nol, nihil oleh kemuliaan Tuhan yang berdaulat. Keputusan para hakim dunia tidak lebih dari keadaan tanpa bentuk dan kosong sama seperti saat bumi masih kosong dan kacau sebelum dicipta (Kejadian 1:2). Sistem nilai, timbang, tindak kita harus diterangi oleh kebenaran ini, baik dalam cara kita memandang kondisi dunia luar atau dunia dalam kita, dalam memperlakukan diri sendiri, keluarga, dunia ek-sos-pol-bud, dan gereja. Dimanakah Mesir, Babel, Aztec, dinasti2 Tiongkok? Nol, nihil, tersisa puing-puing belaka! Sementara Israel yang berulang kali ditebas, ingin ditiadakan, kembali bertunas mewujud! Gereja yang kudus dan am? Bahkan pintu alam maut tidak dapat mengalahkannya! Maka bobot kita orang percaya dan gereja harusnya adalah nilai-nilai kekal Tuhan, sifat-sifat Tuhan, pengerjaan maksud dan rencana Tuhan! Dan, harta, pendidikan, pangkat ..., juga segala yang dianggap berbobot dalam kehidupan bergereja -- pengaruh, uang, politik gereja... -- wajib terus menerus diselaraskan dengan yang sungguh memberi bobot sejati tersebut!

Sudut Pandang Bumiah yang Benar


Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! -- Yesaya 40:22
Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi. Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: "Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka. -- Wahyu 21:1-3

Ya Tuhan Pemilik Sejati Langit dan Bumi dan segala sumber daya di dalamnya, kami bersyukur, takjub dan hormat atas panggilan-Mu menempatkan kami menjadi rekan sekerja-Mu untuk merawat dan mengembang-tumbuhkan kehidupan di bumi ini. Tolong kami selalu menghubungkan kepemilikan-Mu atas bumi ini dan panggilan penatalayanan dari-Mu untuk kami atas bumi ini ke dalam perilaku keseharian kami -- bekerja, makan-minum, mengendara, berbelanja, membuang sampah, berpesiar, mengembangkan hobby, ... agar kami tidak menjadi serigala bagi sesama kami atau "belalang" yang melahap, merusak, menghabisi sumber-sumber daya bumi ini. Tolong kami berprinsip hidup dan berkelakuan yang serasi dengan paparan firman-Mu ini yaitu bahwa Engkau sendiri akan berkemah ke dalam bumi ini di antara kami umat-Mu. Kiranya sikap dan perilaku keseharian kami berbagian dalam kedatangan Kerajaan-Mu di bumi ini, dalam pewujudan ajaib Engkau kelak berkemah di bumi baru. Demi Yesus yang telah berkemah di antara kami. Amin.

Selasa, 04 Oktober 2016

Mulia vv Hina

Dia yang bertakhta di atas bulatan bumi yang penduduknya seperti belalang; Dia yang membentangkan langit seperti kain dan memasangnya seperti kemah kediaman! -- Yesaya 40:22
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam (harfiah: berkemah) di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya -- Yohanes 1:14
Jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi (harfiah: berkemah) aku. -- 2 Korintus 12:9

Mari kita bayangkan pesan Yesaya ini. Ada bentangan luas-tinggi-besar yang diumpamakan seperti kemah, yaitu langit. Termasuk di dalam cakupan kemah besar itu adalah bulatan bumi -- satu di antara begitu banyak benda angkasa dalam alam semesta ini. Lalu Allah yang membentangkan "kemah" dahsyat itu yang tentunya jauh lebih besar lagi dari alam semesta ini duduk di atas bumi yang kecil dan tidak berarti. Bumi yang sejatinya didiami oleh kita umat manusia yang hanya seumpama belalang, sekaligus juga dikendali, diperintah, dipelihara oleh Tuhan Penguasa alam semesta! Dapatkan pesan dahsyat Yesaya ini: Allah Mahabesar, Mahamulia, Mahakuasa; manusia mahakecil, mahahina, mahalemah; namun bumi dipilih menjadi tempat kedudukan pemerintahan Allah, dan para belalang yang mendiaminya dipercaya jadi rekan Allah mengurus alam semesta ini. Terlebih lagi Allah berkenan berkemah di antara umat Israel (tabernakel), di dalam Yesus Ia bkrkemah di antara kita, bahkan di antara umat-Nya yang lemah, yang menyadari ketidakberdayaannya Ia justru berkemah! Letakkanlah keberadaan kita, keadaan dan situasi kita -- kesehatan, keberhasilan, ketakutan, masalah, kepentingan, pekerjaan, keluarga, posisi, prestise, rencana... kita  -- dalam gambaran ini!