Kamis, 06 Juni 2013

Damai yang Membentengi dan Meronda Hati

Aku mau menyanyikan kekuatan-Mu, pada waktu pagi aku mau bersorak-sorai karena kasih setia-Mu; sebab Engkau telah menjadi kota bentengku, tempat pelarianku pada waktu kesesakanku. Ya kekuatanku, bagi-Mu aku mau bermazmur; sebab Allah adalah kota bentengku, Allahku dengan kasih setia-Nya. - Mazmur 59:17-18
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus - Filipi 4:6-7
Sedikit dari kita pernah mengalami situasi yang melatarbelakangi mazmur ini. Bayangkan Daud yang masih muda dan baru mulai menjalani panggilan yang Allah percayakan kepadanya, harus menanggung kebencian, ancaman, tekanan, bahkan usaha jahat yang ingin mencabut nyawanya., Bukan dari sembarang musuh, tetapi dari orang yang seyogianya membimbing dia, mertuanya sendiri, raja Saul.
Situasi dan kondisi luar tidak boleh diizinkan untuk mengaduk-aduk suasana batin kita dalam hubungannya dengan Allah. Maka senada mazmur Daud yang di tengah ancaman bahaya justru menemukan kekuatan untuk bermazmur tentang kekuatan dan kesetiaan Allah, demikian juga Paulus mengnjurkan kita untuk menemukan "benteng" terpercaya bagi hati kita dalam tekanan dan ancaman dari dunia jahat ini: yaitu, damai sejahtera Allah.
Maka, jangan bayangkan damai sejahtera seumpama perasaan tenang sesuai kesanggupan batin kita. Damai sejahtera Allah itu dahsyat dan perkasa, dan akan berperan seolah benteng atau perisai untuk pikiran dan perasaan kita yang lemah dan bisa terombang-ambing. Damai sejahtera Allah itu tidak pasif, melainkan aktif meronda terhadap semua kekuatan jahat dari luar dan menopang kondisi batin kita. Karenanya, kita bisa tidak kuatir, sejahtera, bahkan bersyukur akan kekuatan Allah yang penuh anugerah dan setia itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar