Minggu, 12 Januari 2014

Hidup ini Sakramental

"Di sini ada seorang anak, yang mempunyai lima roti jelai dan dua ikan; tetapi apakah artinya itu untuk orang sebanyak ini?"... Lalu Yesus mengambil roti itu, mengucap syukur dan membagi-bagikannya kepada mereka yang duduk di situ, demikian juga dibuat-Nya dengan ikan-ikan itu, sebanyak yang mereka kehendaki....Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."  - Yohanes 6:9, 11, 51
 
Kita, Anda dan saya ... adalah sakramen atau lebih tepatnya hidup kita bersifat sakramental. Kok bisa?
Perjamuan kudus, atau yang disebut juga Ekaristi, Misa, Perjamuan Tuhan adalah sakramen yang Yesus sendiri tetapkan. Apakah arti dan makna sesungguhnya dari ucapan Yesus yang tiap kali Perjamuan itu diadakan, selalu diucapkan: "Inilah tubuh-Ku yang dipecah-pecahkan bagimu, ambillah dan makanlah.".. Dan sesudah itu Ia mengangkat cawan dan berkata, "Inilah darah-Ku yang dicurahkan bagimu, ambillah dan minumlah."
 
Sebagian gereja menerima PK sebagai peringatan (Zwingli), sebagian lagi mengajarkan bahwa roti dan anggur itu sungguh mengalami perubahan substansi menjadi tubuh dan darah Yesus (Katolik), sebagian lain mengatakan bahwa tubuh dan darah Kristus hadir bersama roti dan anggur PK (Lutheran), dan sebagian lagi (Calvin) meyakini bahwa dalam iman sakramen Ekaristi itu secara misterius menjadi penghubung kita dengan Yesus yang telah mengurbankan tubuh dan darah-Nya dan kini ada di Surga. Dengan menerima PK kurban Yesus yang sekali untuk selama-lamanya itu kita hayati secara baru dan Ia yang telah bangkit melalui Roh-Nya mempersegar-memberdaya iman kita untuk mengalami hidup-Nya di dalam hidup kita.
 
Pernahkah Anda bayangkan PK bukan dalam latar meja perjamuan malam tetapi dalam latar Golgota. Dengan bersimbah darah, ketika tombak dihunjamkan ke lambungnya dan keluar air dan darah, bersama dengan teriak-Nya "Ya Allahku, ya Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku," teriak yang sama itu mengandung sisi lain yang berbunyi "Inilah tubuh-Ku dan darah-Ku, makanlah dan minumlah supaya Engkau beroleh hidup-Ku di dalam-Mu."
 
Maka dengan ambil bagian dalam Perjamuan Tuhan, kita menegaskan ulang bahwa sungguh tubuh-jiwa-roh kita telah menerima hidup-Nya yang memperbarui dan memberdaya kita terus menerus sampai mewujud dalam penyempurnaan hidup kekal kelak. Roti dan air anggur PK itu berubah menjadi tubuh dan darah kita - seluruh kesanggupan, tenaga, kesehatan, akal budi, keringat... dengan kata lain sebagaimana roti dan anggur itu telah menyatu dan menjadi energi hidup jasmani kita, demikianlah Yesus Kristus yang telah mati, bangkit dan kini bersyafaat dalam kemuliaan-Nya di surga telah menyatu dengan seluruh aspek hidup kita, menjadi daging, darah, nafas, tenaga, inspirasi, energy, hasrat,... dst. dari hidup kita.
 
Inilah alasan saya mengatakan hidup kita adalah sakramen atau bersifat sacramental. Karena tidak ada bagian diri kita yang tidak dimasuki, diisi, dihidupkan, diberdayakan oleh tubuh dan darah Yesus, maka seluruh hidup kita ini bukan saja mengandung tetapi juga menghadirkan diri Yesus. Berarti seharusnya tidak saja secara tidak langsung kita menyaksikan dan menghadirkan Yesus melalui keberadaan kita, tetapi secara sadar dan langsung sepatutnya kita menjadi roti dan anggur yang dengan syukur dan rela kita izinkan Ia pecah-pecah dan bagikan kepada sekitar kita yang memerlukan Dia, membutuhkan daya-daya-Nya.

Seperti lima roti dan dua ikan bekal makan siang anak itu ketika dipecah-pecah dan dibagi-bagikan oleh Ia yang memberi diri-Nya dipecah dan dicurah - secara misterius ransum anak itu sanggup mengenyangkan kebutuhan 5000 orang yang butuh makanan itu, demikian juga seterbatas apa pun kesanggupan kita jika dengan syukur dan rela dipersembahkan ke tangan Tuhan untuk menjadi roti-anggur dari-Nya pasti akan menghasilkan banyak mukjizat pemberdayaan dari hidup Yesus kepada mereka yang membutuhkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar