Rabu, 29 Januari 2014

Musafir

Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! - Mazmur 84:6

Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.  Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya." Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!" - Lukas 7:6-7
 
Dunia ini bukan kediaman akhir kita. Kita hanya musafir di sini. Rumah kita kekal adalah bersama Bapa ketika Yesus Kristus Juruselamat kita telah menyempurnakan karya penyelamatan-Nya dengan mewujudkan langit dan bumi baru. Maka sementara menjalani hidup ini sebagai musafir perlu kita ingat bahwa pos-pos atau kondisi-kondisi yang kita lalui dan capai hanyalah keadaan sementara. Kita harus terus peka akan tuntunan-Nya dan arahan-Nya. Kita perlu berhasrat kuat bahwa di tiap pos yang telah kita capai kita selalu mengundang Tuhan menjadi "tamu" kita. Atau seperti kepala laskar itu, kita selalu meminta firman Allah dikirimkan ke situasi kita yang khas - firman penguatan, penyembuhan, koreksi, arahan, pembentukan, dlsb.
 
Dengan demikian kondisi atau pencapaian kita tidak menghambat kita untuk maju ke pos kehiupan berikut yang Ia ingin kita masuki. Kemajuan hanya bisa dicapai jika kita terus mengarahkan pandangan ke sasaran kekal kita dan sedia senantiasa meninggalkan / melepas pencapaian atau kondisi apa pun yang kita miliki demi memperkenan sang komandan hidup yang membimbingan kita dari saat ke saat.
 
Penghibur surgawi,
tanamkan dalam hati kami kesediaan untuk memerhatikan
anak-anak-Mu yang lain sebagaimana Engkau terus menerus
memerhatikan dan memenuhi kebutuhan kami,
Sementara kami melanjutkan perjalanan hidup kami,
ingatkan kami untuk selalu mengundang Engkau menjadi pandu kami,
dan berilah kami kekuatan untuk menunjukkan kasih-Mu selalu.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar