Kamis, 11 Mei 2017

Kuasa Pembaruan untuk Keluarga

Pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia." -- Markus 10:6-9; sebaiknya baca Markus 6:1-16


Rencana asal dan karya awal Allah untuk laki-laki dan perempuan menjadi satu sebagai keluarga yang menggambarkan keajaiban ketritunggalan Allah harus menjadi prinsip dan komitmen yang tidak boleh dikompromikan. Dari dalam keluarga yang di dalamnya beroperasi sifat-sifat kudus Allah -- kesetaraan, kesetiaan, saling mengasihi, kekudusan... -- akan terpancar berbagai pewujudan rencana dan karya agung Allah selanjutnya bagi manusia dan bumi ini. Sayangnya manusia jatuh ke dalam dosa dan kita semua tahu apa saja akibatnya. Keluarga sebagai wilayah inti fungsi penggambaran Allah di tengah dunia ini sendirinya terancam lumpuh dan berbalik menjadi pusat kecemaran dan kehancuran berlangsung. Ancaman terhadap keluarga tidak saja datang dari luar dalam berbagai bentuk: godaan pihak ketiga, distraksi dari hal dan nilai utama ke hal sekunder seperti pekerjaan, harta, dlsb,; juga datang dari dalam pihak yang dalam ikatan nikah sendiri seperti kelemahan akhlak, berbagai stigma masa lalu yang menjadi kelemahan laten, tidak menjalani pemuridan Kristen secara konsisten dan berkelanjutan, dst. Juga jangan dilupakan kekuatan super jahat yang bekerja di belakang layar yaitu kekuatan yang datang dari bawah, alam kegelapan yang ingin membuyarkan rencana asal dan karya awal Allah untuk manusia. Jalan keluar dari semua ancaman terhadap keluarga ini harus bersifat komprehensif dan supernatural -- sikap tegas menjauhi dan menolak ancaman dan pencobaan, komitmen seumur hidup untuk menghidupi proses penyelamatan dari salib Kristus, dan pemberdayaan kuasa kebangkitan Yesus Kristus di dalam hidup kita oleh Roh Kudus yang memancarkan pengampunan, penyembuhan, pengubahan, pemberian kesempatan baru, pemulihan, dst. Maka, dalam setiap permasalahan keluarga yang orang Kristen alami jadikan salib dan kebangkitan sebagai pusat kuasa yang memungkinkan kita tidak keluar dari rencana asal Allah malah mendorong kita makin berfokus pada konsumasi yaitu penyempurnaan pembaruan Tuhan atas seluruh tatanan ciptaan. Amin, jadilah maranatha pengalaman keluarga kami kini, ya Yesus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar