Kamis, 04 Mei 2017

Pertobatan Radikal Berkelanjutan

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, dari pada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. Karena setiap orang akan digarami dengan api. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."  -- Markus 9:43-50

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. - Roma 6:13

Ketika mencipta manusia Allah memaksudkan tubuh-jiwa kita seutuhnya sanggup menjadi representasi Allah di bumi ini. Tetapi kita semua menyadari betapa hebatnya dosa telah merusakkan kapasitas mulia itu. Anggota-anggota tubuh yang harusnya menjadi sarana Allah memanifestasikan kekudusan, keadilan, kebaikan-Nya untuk kita dan melalui kita kepada sesama malah menjadi alat-alat penyebar kecemaran, kekejaman, kerusakan. Maka jalan untuk kembali kepada rencana Allah semula untuk kita, jalan supaya kita sampai ke tujuan kekal yang Allah maksudkan bagi kita adalah bertobat secara radikal dan tuntas dan berkelanjutan. Kabar injil Kerajaan bukan saja tentang hak masuk surga atau prospek hidup kekal dalam langit dan bumi baru kelak, melainkan juga peringatan keras tentang realitas neraka yang digambarkan sebagai api yang tak terpadamkan dan yang ulat di dalamnya tidak mati. Konsekuensi menjadi pengikut Kristus harus diajarkan, diingat sampai sungguh jadi paktik nyata. Adanya sesama kita yang tanpa memiliki anggota tubuh yang lengkap sanggup menjadi pemotivasi hebat, kiranya mengingatkan bahwa kita yang bertubuh lengkap dan sadar untuk menjauhkan tubuh dari hal-hal yang membuat kita berbuat dosa, seyogianya harus demikian juga kemanfaatan dan kemuliaannya. Tangan, kaki, mata dan lainnya yang cenderung menjadi sarana kebiasaan dosa melekat, kini dengan tegas dalam anugerah kuat Roh kita jauhkan dari sumber pencobaan itu. Hidup yang tadinya cemar dan tak berguna, kini kita izinkan untuk digarami sampai tahir (sebagaimana aturan pemberian korban di kitab Imamat menggambarkannya) dan dimurnikan oleh api sampai menjadi persembahan yang layak bagi Tuhan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar