Selasa, 18 Juli 2017

Beriman itu Aktif!

Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Dan Aku akan menjadikan keturunanmu seperti debu tanah banyaknya, sehingga, jika seandainya ada yang dapat menghitung debu tanah, keturunanmupun akan dapat dihitung juga. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN.  -- Kejadian 13:14-18


Sesudah Abram merendah-mengalah-menyilakan Lot mengambil bagian yang tampak paling menjanjikan, apa yang terjadi? Apakah Abram hanya mendapat sisa? Apakah ia kehilangan hak untuk beroleh tanah yang akan Tuhan brikan kepadanya? Sama sekali tidak! Kini bahkan janji tentang tanah di pasal 12 makin diperjelas oleh Allah di samping janji bahwa keturunannya akan menjadi seperti debu banyaknya. Dalam peneguhan janji ini, terkandung prinsip iman penting baik untuk Abram juga untuk kita masa kini. Allah bukan saja menyampaikan firman berisi janji, tetapi juga menyampaikan firman berisi perintah: "Pandanglah sekelilingmu (harfiah: Angkatlah matamu) dan lihatlah ke timur, barat, utara, selatan." Apabila Lot memandang dengan mata kedagingan, Abram diperintahkan Tuhan untuk memakai mata yang sama untuk melihat pemandangan iman, imajinasi iman, impian iman dalam bingkai rencana dan janji Allah. Seiring dengan penglihatan iman diperlukan juga penjelajahan iman: "Bersiaplah, jalanilah (harfiah: Bangkit, jalanilah) negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Tuhan pasti akan meneguhkan janji-janji-Nya, Ia pasti berniat memberi kepada Abram dan semua orang beriman apa yang memang ada dalam rencana kekal-Nya yang baik dan menyukakan dan bermakna, namun demikian Abram dan semua kita yang beriman harus aktif memandang dan menimbang dengan iman, mengambil langkah-langkah yang merupakan bagian integral dari memperoleh dan mengalami hal-hal yang Tuhan janjikan. 



Beriman bukan berarti menjadi pasif, sebaliknya beriman berarti melatih wawasan hidup, pertimbangan, keberanian dan tindakan nyata mewujudkan janji-janji dan prinsip-prinsip Kerajaan ke dalam berbagai aspek kehidupan -- pertumbuhan karakter, keluarga, studi, pekerjaan, pelayanan gerejawi, dlsb. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar