Jumat, 07 Juli 2017

Iman -- dari Narasi Lama ke Narasi Baru

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat." Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lotpun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. -- Kejadian 12;1-5
Pandanglah Abraham, bapa leluhurmu, dan Sara yang melahirkan kamu; ketika Abraham seorang diri, Aku memanggil dia, lalu Aku memberkati dan memperbanyak dia. -- Yesaya 51:2
Karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui...Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah. -- Ibrani 11:8-10

Dengan nas ini kita memasuki perubahan besar menyangkut pewujudan rencana Allah mencipta suatu bangsa yang di dalamnya Ia boleh memberkati sekalian bangsa di bumi. Untuk itu Tuhan berfirman kepada Abram agar ia meninggalkan Haran dan pergi dengan mengandalkan bimbingan dan petunjuk-Nya. Sukarkah perintah ini? Apakah iman taat Abram sepenuhnya baru dan sama sekali tidak ada hubungan dengan bagian narasi sebelum dan sesudahnya? Jawabnya ya dan tidak! Sebagai generasi dari Sem anak Nuh, tentu kisah bagaimana Allah memberi perintah janggal dan muskil untuk Nuh membangun bahtera keselamatan dari air bah sampai juga kepada Terah dan Abram. Bahkan, tujuan ke Kanaan sudah dimulai dengan Terah dan keturunannya hanya sayangnya terhenti 2/3 jalan sampai di Haran. Sepertiga jalan lagi sebelum masuk ke Kanaan, inilah yang diperbarui oleh panggilan dan petunjuk Allah kepada Abram. Lagi pula kendati anak kalimat "ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadam" yang terkesan menjadi semacam perjalanan tanpa tujuan jelas, sebenarnya dimaksud untuk menekankan kepemimpinan Allah akan intens untuk Abraham dan kaumnya. Perjalanan iman dalam pimpinan Tuhan akan menjadi tidak tahu yang tahu, tahu yang tidak tahu. Jika Tuhan di perjalanan kita tidak tahu kita menjadi sangat tahu. Yang lebih dipentingkan Tuhan untuk Abraham adalah ia sungguh percaya bahwa dengan berjalan mengikuti pimpinan-Nya kelak ia akan dijadikan bangsa yang besar, akan diberkati supaya menjadi berkat, akan termasyhur. Dimana dan bagaimana itu akan terwujud bergantung pada proses ketaatan aktif mengikuti pimpinan dan petunjuk-Nya.

Beberapa pelajaran bagi kita. Pertama, sadari aktif bahwa kita meneruskan narasi dari para pendahulu iman sebelum kita, dan bahwa narasi kita kini kepada anak-cucu akan berpengaruh besar ke dalam narasi iman mereka sendiri juga. Kedua, kiranya Tuhan menyanggupkan kita untuk lebih mengutamakan relasi yang hidup dengan Tuhan ketimbang wujud kuantitatif "berkat-berkat" atau sukses yang ingin kita dapatkan. Yang benar bagi orang beriman bukanlah mengejar berkat tetapi mengupayakan relasi riil dengan Tuhan supaya rencana-rencana baik-Nya mewujud berbuah-buah melimpah di dalam dan melalui kehidupan kita dan keluarga. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar