Jumat, 28 Juli 2017

Korban -- Peneguh Perjanjian

sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri,  -- Kejadian 15:8-13 dst.

Sebelum nas ini kita dapatkan Allah menjadikan firman dan alam sebagai alat untuk meneguhkan hati Abram memercayai diri-Nya dan memiliki keyakinan teguh tentang janji-janji-Nya. Dalam lanjutan peristiwa itu kini Tuhan bahkan mencelikkan penglihatan rohani Abram ke apa yang akan terjadi dengan keturunannya beberapa generasi, beberapa ratus tahun ke depan. Yang paling penting dalam nas ini untuk Abram dan kita juga ialah bagaimana Tuhan Allah memberikan semacam meterai yang mensahkan dan meneguhkan ikatan perjanjian antara diri-Nya dan Abram. Yaitu, di dalam pemberian korban darah tiga dari lima macam binatang. Perjanjian darah adalah sejenis perjanjian paling serius dengan implikasi maut yang dikenal dalam kisah-kisah peradaban manusia. Orang-orang yang mengikat janji mengucurkan darah mereka, mengaduk-satukan sebagai tanda mereka menyatukan diri dalam perjanjian itu. Kini Tuhan memakai ritus yang mungkin sudah dikenal sejak zaman pra-Abram yaitu pemberian korban. Hanya sifat dan tujuan korban itu berubah total. Korban-korban sejak Abram seterusnya dalam PL dan puncaknya dalam korban kematian Yesus Kristus bukan upaya manusia untuk menyenangkan dan membujuk Allah agar berdamai dan memberkati, melainkan sebaliknya. Korban adalah pemberian Allah kepada manusia supaya melalui hal yang ditandai oleh korban itu boleh terbuka jalan untuk manusia bersekutu, bersahabat dengan Allah. Tiga binatang itu dipenggal menjadi dua dan dua jenis burung, ditumpukkan menjadi dua baris yang di antaranya terjadi lorong untuk dilalui. Semestinya kedua pihak yang membuat perjanjian berjalan di lorong di antara tumpukan penggalan badan binatang yang darahnya telah dicurahkan dan hidupnya telah dicabut, tetapi kini Abram hanya mencegah burung bangkai dari memakan tumpukan daging itu dan ia kemudian tertidur. Yang berjalan di sana adalah "gelap-terang" / perapian berasap dan suluh berapi yaitu gambaran kehadiran Tuhan Allah sendiri. Inilah sifat korban dalam Alkitab: perjanjian dua pihak yang intinya hanya sepihak yaitu Tuhan yang menginisiasi, menganugerahkan jalan untuk penggenapan perjanjian-Nya tanpa syarat kondisi apa pun pada pihak manusia. Apabila kita merentangkan gambaran korban ini jauh ke korban yang Yesus lakukan dengan memberikan hidup-Nya bagi kita domba-domba sesat, bukankah kita melihat ada sesuatu yang dipenggal-dipisah dalam Allah sejati-manusia sejati Yesus dalam kematian-Nya yaitu Ke-Allahan-Nya dari kemanusiaan-Nya sehingga itu bukan saja boleh menjadi meterai peneguh perjanjian yang baru bagi kita, tetapi sesungguhnya ini adalah sumber pemberi hidup dan pewujud hubungan kekal Allah dan manusia, manusia dan Allah!

Sepanjang proses peziarahan iman kita, ingatlah firman dan alam sebagai media penguat, dan utamanya berpusatlah pada salib-kebangkitan Yesus sebagai meterai, penggenap, wujud perjanjian kekal Allah untuk umat pilihan-Nya. Maka sepanjang keseharian dan kebergerejaan kita jadikanlah firman, alam dan tanda-tanda sakramental lain yang menunjuk pada salib-kebangkitan Yesus sebagai sumber penguat iman-harap-kasih kita seterusnya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar