Rabu, 19 Juli 2017

Iman itu Perjuangan!

Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan, sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya. Bersiaplah, jalanilah negeri itu menurut panjang dan lebarnya, sebab kepadamulah akan Kuberikan negeri itu." Sesudah itu Abram memindahkan kemahnya dan menetap di dekat pohon-pohon tarbantin di Mamre, dekat Hebron, lalu didirikannyalah mezbah di situ bagi TUHAN. -- Kejadian 13:14-18

Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. -- 2 Timotius 1:6

Ada konsep keliru tentang Tuhan dan cara kerja-Nya yang tidak menghasilkan pertumbuhan iman dan kehidupan pelayanan yang sehat. Sadar atau tidak sadar kita sering menjadikan Tuhan dan cara kerja-Nya sebagai "Lord of the gap" -- maksudnya, Tuhan kita jadikan penjelas untuk hal-hal yang tidak dapat kita jelaskan; Tuhan kita jadikan sumber terakhir yang menolong kita menambah atau melengkapi atau menyelesaikan ketika semua usaha sudah kita kerahkan namun belum tampak hasilnya. Slogan seperti ini lazim kita dengar: "ketika kita angkat tangan, Tuhan turun tangan"; atau bahkan "cukup diam berdoa menonton saja, Tuhan akan melakukannya bagi kita." Dari kisah Abram dan semua tokoh Alkitab termasuk Yesus dan para rasul kita harus menyimpulkan bahwa Tuhan bukan hanya berdaulat atas ruang kosong yang tidak sanggup kita kendalikan -- Ia adalah Tuhan atas segala sesuatu, cara kerja-Nya bukan sebagai tambahan dari yang kurang dalam usaha kita melainkan anugerah, kuat-kuasa, sumber daya-Nya berlangsung di dalam, bersama, menopang, menyanggupkan semua usaha kita baik yang sifatnya umum maupun yang sering digolongkan sebagai wilayah kegiatan rohani. Jadi adalah kurang tepat berdoa "tambahkanlah kecerdasan," sementara usaha dan kerajinan belajar tidak penuh. Tidak benar meminta urapan Roh dalam khotbah padahal persiapan untuk eksegesis, merenungkan bagaimana mengkonekkan khotbah itu kepada pendengar hanya ala kadarnya. Demikian juga pertumbuhan kapasitas karunia-karunia rohani kita lainnya akan seiring dengan kesungguhan kita mencoba, melatih, memercayai penyertaan-Nya -- dengan kata lain "mengobarkan" talenta dan karunia baik natural maupun supernatural yang kita perlukan dalam kehidupan dan pelayanan. Sebab, berbagai karunia rohani itu akan ditambahkan dan ditumbuhkan Tuhan kepada para pelayan-Nya yang setia mengembangkan diri dan talentanya. 

Angkat matamu, pandanglah, bangkit dan jalanilah -- inilah prinsip pertumbuhan daya terwujudnya berbagai rencana Allah yang imani.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar