Selasa, 15 November 2016

Disiplin Menanti-nantikan Tuhan

Allah kekal, TUHAN Mahaada...  Ia tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu,.. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan melipatgandakan kekuatan/semangat orang yang tiada berdaya. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung [kehabisan tenaga], tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah. -- Yesaya 40:28-31
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. -- Kolose 3:1-2

Dalam zaman yang mengutamakan kecepatan ini, menanti bukan lagi disiplin penting dan berguna. Padahal, menanti selalu menyebabkan tumbuhnya hal-hal penting seperti kesabaran, kematangan, kedalaman, keterfokusan, komitmen. Lebih lagi jika yang kita nanti-nantikan itu adalah Tuhan sendiri: hadirat-Nya, bicara-Nya secara situasional melalui Alkitab, penggenapan janji-janji-Nya, pastilah sangat dahsyat dampaknya. Menanti-nantikan Tuhan berarti memberi ruang dan waktu yang perlu untuk pendalaman hubungan dengan-Nya menjadi senyata-nyatanya. Orang yang memelihara banyak berhala modern -- apa pun dalam hidup ini yang membuat kita beralih fokus dari Tuhan, kehendak dan suara Tuhan diabaikan -- tidak akan mengalami pembaruan kekuatan terus menerus seperti yang firman ini janjikan. Karena itu, mari mohon Roh-Nya memberi kita kehausan, keinsyafan, gairah secukupnya untuk mengembangkan disiplin menanti-nantikan Tuhan ini sepanjang aliran momen-momen keseharian kita. Sebab, dengan berfokus pada Tuhan Perjanjian Mahaada, kita beroleh perspektif dan energi yang cukup untuk segala hal yang biasa menguras tenaga kita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar