Kamis, 17 November 2016

Paradoks Kekuatan

Orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN Perjanjian akan mendapat kekuatan baru: 
mereka menjulang tinggi dengan sayap seumpama rajawali; 
mereka berlari dan tidak menjadi lesu, 
mereka berjalan dan tidak kehabisan tenaga! -- Yesaya 40:31 (terj. harfiah)

Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. -- 2 Timotius 1:7

Di dalam orang yang menanti-nantikan Tuhan terjadi kesadaran paradoksal -- lemah namun kuat, terbatas namun berkelimpahan energi, miskin namun kaya... Mengapa bisa demikian? Sebab Kristus telah melakukan pertukaran -- Ia yang kuat, kaya, mulia telah menjadi lemah, miskin, hina supaya kita yang masuk ke dalam Dia boleh mengalami kelimpahan-Nya (2 Korintus 5:21; 8:9). Karena itu niscayanya kita menunjukkan kesadaran bahwa kekuatan, kebaruan, kelimpahan yang kita alami itu bukan milik kita tetapi akibat dari aliran anugerah yang tak henti-hentinya sepanjang kita menanti-nantikan Tuhan dalam kehidupan kita. Maka itu membuat kita bersyukur dalam kehidupan dan dalam sikap serta tindakan terhadap orang lain. Kekuatan kita justru membuat kita tidak menolak melainkan ingin menolong yang lemah; kelimpahan karunia justru membuat kita bermurah hati kepada yang kurang berpunya; tersedianya energi untuk berbagai kegiatan hidup justru menyadarkan kita untuk tidak lengah atau lancang melainkan semakin menaklukkan diri ke bawah kendali kehendak-Nya. Inilah pengalaman rejuvenasi -- menjulang dengan sayap bagai rajawali -- semakin menanti Tuhan, semakin dikuatkan, semakin dikuatkan semakin menyadari kerentanan dan semakin mengandalkan Tuhan, semakin mengandalkan Tuhan semakin terkendali, semakin terkendali semakin mengalami kelimpahan-Nya, semakin meninggi semakin rendah hati, dst.... sampai sepenuhnya kelak kita mengarungi kekekalan Dia muka-hadap-muka. Amin, jadilah kiranya ini, o Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar