Sabtu, 08 April 2017

Raja bergelimang Darah

Pengikut-pengikut Yesus itu mengusir banyak roh jahat, mengoleskan minyak zaitun pada orang sakit dan menyembuhkan mereka. Berita-berita tentang semua kejadian itu sampai juga pada Raja Herodes, sebab nama Yesus sudah terkenal di mana-mana. Ada orang yang berkata, "Yohanes Pembaptis sudah hidup kembali! Itulah sebabnya Ia mempunyai kuasa melakukan keajaiban itu."   Tetapi orang-orang lain berkata, "Dia Elia." Ada pula yang berkata, "Dia nabi, seperti salah seorang nabi zaman dahulu." Ketika Herodes mendengar itu, ia berkata, "Pasti ini Yohanes Pembaptis yang dahulu sudah kusuruh pancung kepalanya. Sekarang ia sudah hidup kembali!" Sebab sebelum itu Herodes telah menyuruh orang menangkap Yohanes, dan memasukkannya ke dalam penjara. Herodes berbuat begitu karena soal Herodias, istri saudaranya sendiri, yaitu Filipus. Sebab Herodes sudah mengawini Herodias, dan mengenai hal itu Yohanes sudah berulang-ulang menegur Herodes begini, "Tidak boleh engkau kawin dengan istri saudaramu itu!" Itulah sebabnya Herodias dendam kepada Yohanes dan ingin membunuh Yohanes, tetapi ia tidak dapat melakukan hal itu, karena dihalang-halangi oleh Herodes. Sebab Herodes telah menyuruh orang menjaga baik-baik keselamatan Yohanes di penjara, karena ia takut kepada Yohanes. Ia tahu Yohanes seorang yang baik yang diutus oleh Allah. Dan memang kalau Yohanes berbicara, Herodes suka juga mendengarkannya, meskipun ia menjadi gelisah sekali karenanya.  -- Markus 6:13-20 dst. (BIS)


Herodes Antipas ini adalah anak dari Herodes yang Agung yang membangun Bait Allah kedua di Yerusalem dan yang juga menjadi dalang dari pembunuhan masal para bayi di bawah dua tahun di Betlehem dan sekitarnya. Kebengisan tersebut tampak lagi pada Herodes Antipas anak dari perkawinan Herodes Agung dengan Maltake seorang perempuan Samaria. Herodes Antipas kawin dengan putri raja Arab yang kemudian ia pulangkan, lalu merebut Herodias yang adalah putri saudara tirinya sendiri (Aristobulus) dari suaminya Herodes Philip yang juga adalah saudara tirinya sendiri. Cukup di sini kita lihat betapa kacau, najis, bengis para raja boneka kerajaan Romawi ini. Yohanes Pembaptis tidak saja berkhotbah secara umum dan hanya kepada rakyat jelata, ia juga berkhotbah khusus melawan perzinahan dan inses yang dilakukan oleh Herodes Antipas. Kejadian yang sejatinya terjadi di pasal 1 sesaat sebelum Yesus memulai pelayanan-Nya, kini ditempatkan Markus dengan paparan panjang di pasal ini. Herodes Antipas ini juga yang terlibat dalam ping-pong dengan Pilatus dan Kayafas dalam proses pengadilan Yesus yang berakhir dengan penyaliban. Perhatikan dikotomi dalam diri Herodes Antipas yang di satu sisi gemar mendengar khotbah-khotbah Yohanes bahkan takut kepada Yohanes yang begitu berani menegur dosanya, di lain sisi karena tidak mampu mengendali nafsunya menjadi pengecut dan boneka bahkan dari Herodias istri rebutannya. Lalu apa pesan nas ini disisipkan di antara penolakan Yesus di Nazaret dan pengutusan para murid, lalu kisah kembalinya para murid melaporkan bagaimana yang mereka lakukan dalam perjalanan misi mereka? Apakah nas ini menyiapkan pembaca akan konflik-konflik lebih luas yang akan menghadang Yesus? Apakah nas ini mengingatkan para murid agar setia dan berani pada komitmen kenabian yang benar? Ataukah ini memperingatkan para murid agar tidak mudah terpengaruh oleh "penyambutan kulit" semata dari para pendengar Injil dan penerima tanda mukjizat? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar